JAKARTA - Pembuat ponsel asal Cina, Oppo, pada Selasa, 14 Desember meluncurkan chip baru yang dikembangkan sendiri. Perusahaan perangkat keras ini terus bergerak lebih jauh ke industri sektor semikonduktor.
Chip tersebut, yang disebut MariSilicon X, adalah unit pemrosesan saraf (NPU) yang meningkatkan gambar untuk video dan fotografi yang diambil pada ponsel.
Menurut laporan Reuters, Chip ini akan diproduksi menggunakan teknologi proses 6 nanometer Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC) dan akan ditempatkan di seri ponsel Find X, yang akan diluncurkan oleh Oppo ke pasar pada awal 2022.
Oppo adalah salah satu merek ponsel top China, menempati 21% dari pasar domestik pada kuartal ketiga tahun 2021, menurut perusahaan riset Canalys.
Perusahaan ini dimiliki oleh BBK Electronics, yang juga memiliki Vivo, merek ponsel China terlaris lainnya. Kedua perusahaan bersaing untuk mendapatkan pelanggan, tetapi memiliki rantai pasokan yang tumpang tindih.
Kedua perusahaan berinvestasi besar-besaran di sektor chip. Selain MariSilicon X, Oppo juga mengembangkan chip manajemen daya yang digunakan untuk beberapa pengisi dayanya.
Pada bulan September, Vivo mengumumkan telah mengembangkan chip prosesor sinyal gambar (ISP) yang akan digunakan di ponselnya.
Upaya chip tersebut sesuai dengan dorongan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan China untuk meningkatkan sektor chip domestik negara itu, yang selama beberapa dekade tertinggal di belakang Amerika Serikat dan negara Asia Timur lainnya.
BACA JUGA:
Kebutuhan akan industri chip swasembada terungkap tahun lalu ketika sanksi AS terhadap Huawei Technologies Co Ltd yang berbasis di Shenzhen yang menghalangi perusahaan itu untuk mendapatkan komponen utama.
Langkah-langkah tersebut melumpuhkan divisi ponsel perusahaan serta divisi chip in-house HiSilicon, yang pernah menjadi satu-satunya unit di China yang mengembangkan prosesor ponsel yang dapat menyaingi Qualcomm Inc.
Pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia telah berebut untuk meningkatkan produksi semikonduktor setelah kekurangan global melanda manufaktur setelah krisis COVID-19.