Elon Musk Putus Asa dan Tak Yakin Roket Starship Bisa Bawa Manusia ke Bulan dan Mars, Ini Alasannya
Misi SpaceX dari Elon Musk pernah sukses. (foto: spacex)

Bagikan:

JAKARTA - CEO SpaceX Elon Musk belum lama ini meluapkan emosi kepada karyawannya terkait kurangnya kemajuan perusahaan dalam mengembangkan mesin Raptor yang menggerakkan roket Starship-nya.

Starship adalah roket raksasa generasi berikutnya yang dikembangkan SpaceX untuk meluncurkan kargo dan orang-orang dalam misi ke Bulan dan Mars.

Kini perusahaan sedang menguji prototipe di sebuah fasilitas di Texas selatan dan telah menerbangkan beberapa penerbangan uji pendek. Tetapi untuk pindah ke peluncuran orbital, prototipe roket akan membutuhkan masing-masing sebanyak 39 mesin Raptor, yang memerlukan peningkatan tajam dalam produksi mesin.

Dilansir dari Futurism, Rabu, 8 Desember, Elon Musk mengakui bahwa dia tak yakin roket tersebut akan berfungsi dengan baik. Di samping itu, Musk juga mengatakan jika kondisinya terus seperti ini, maka SpaceX di ambang kebangkrutan dan memilih untuk menjadi perusahaan publik.

Pengakuan itu Musk ungkapkan saat menjadi pembicara di acara KTT CEO Wall Street Journal kemarin. Masih di waktu yang sama, Musk juga menekankan betapa "kerasnya" proyek Starship SpaceX.

"(Proyek ini) menyerap lebih banyak energi mental saya daripada mungkin hal lainnya. Ini sangat sulit. Ada saat-saat di mana saya bertanya-tanya apakah kita benar-benar dapat melakukan ini," ujar Musk.

Musk sendiri dikenal begitu ambisius dalam segala misi yang ingin dicapai, termasuk luar angkasa dan mobil otonom besutannya, Tesla. Ini adalah pertama kalinya Musk tampak seperti orang yang putus asa.

Meski demikian, tak ada yang menganggap bahwa ungkapan Musk ini benar-benar serius, melihat bagaimana sepak terjangnya selama ini.

Sebelumnya, e-mail Musk kepada karyawan SpaceX memberikan lebih banyak konteks tentang pentingnya kepergian mantan Wakil Presiden Propulsi Will Heltsley awal bulan ini. Heltsley telah dikeluarkan dari pengembangan Raptor sebelum dia pergi.

Musk mencatat dalam e-mailnya bahwa ia menemukan keadaan “menjadi jauh lebih parah” daripada yang diperkirakan sebelumnya. Miliarder itu tadinya berencana untuk mengambil libur panjang Thanksgiving.

Namun, setelah mengetahui situasi Raptor, Musk menyatakan bahwa dia secara pribadi akan mengerjakan lini produksi mesin hingga rampung, “Kami membutuhkan semua tangan untuk pulih dari apa yang, sejujurnya, merupakan bencana,” tulis Musk dalam e-mail kepada karyawannya seperti dikutip dari CNBC Internasional.