JAKARTA – Pemerintah Kota Amsterdam di Belanda sedang menguji dua prototipe ukuran penuh dari 'Roboat' - sebuah kapal listrik yang sepenuhnya otonom, dan modular yang dapat diubah dan disesuaikan untuk melayani tujuan yang berbeda pada waktu yang berbeda.
Meskipun mobil listrik kini lebih umum, perahu listrik masih relatif jarang apalagi sebuah perahu yang sepenuhnya otonom. Namun, jumlah mereka terus meningkat karena orang mencari kapal yang lebih efisien yang murah untuk dioperasikan dan tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan.
Dapat dipahami bahwa lebih dari 1.000 kapal permukaan otonom maritim (MASS) beroperasi, pada September 2021. Ketika datang ke kapal listrik, mereka sebagian besar terbatas pada feri dan kapal penumpang kecil di perairan pedalaman.
Itu karena kebutuhan daya yang sangat besar untuk mengoperasikan kapal kontainer besar berarti bahwa kapal listrik, harus memiliki baterai yang sangat besar. Ini menjadi tidak praktis untuk operasi yang haus daya seperti pengangkutan kargo jarak jauh.
Kini dua prototipe “Roboat” telah menavigasi jaringan kanal besar Amsterdam selama beberapa minggu terakhir sebagai bagian dari proyek penelitian oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Program ini bertujuan untuk menentukan apakah kapal dapat menawarkan cara yang bersih dan efisien untuk mengangkut orang sebagai taksi air dan mengumpulkan sampah sebagai bagian dari sistem pengelolaan limbah.
Konstruksi modular membantu Roboat untuk melakukan fungsi yang berbeda, dengan tempat duduk untuk taksi air lima orang atau tempat pengumpulan sampah yang ditukar masuk atau keluar, sementara lambung universal tetap di bawahnya.
Roboat dikembangkan oleh Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory (CSAIL) MIT dan Senseable City Laboratory bekerja sama dengan Amsterdam Institute for Advanced Metropolitan Solutions (AMS).
BACA JUGA:
Sebuah portmanteau dari kata 'robot' dan 'perahu', Roboat tidak hanya dapat mengangkut orang dan mengumpulkan sampah, tetapi juga dapat dihubungkan bersama untuk menjadi jembatan terapung. Kapal ini juga modular dan dapat memiliki atasan yang dapat dipertukarkan untuk melayani tujuan yang berbeda.
Berbicara dengan CNET, Carlo Ratti, profesor MIT dan Direktur Senseable City Lab, mengatakan bahwa kapal pada akhirnya akan dikendalikan dengan antarmuka layar sentuh seperti ponsel modern. Menurut Ratti, begitu layanan taksi air otonom beroperasi, penumpang cukup masuk ke tujuan saat naik, dan Roboat akan mengantar mereka ke sana.
Roboat dapat beroperasi selama sekitar sepuluh jam dengan sekali pengisian daya dan bahkan dapat diisi daya secara nirkabel. Menurut situs web resmi Roboat, kapal menggunakan lidar dan serangkaian kamera untuk tampilan 360 derajat yang membantu mereka bernavigasi, seperti halnya mobil otonom.
Kapal tersebut saat ini dalam tahap pengembangan, tetapi ada rencana untuk peluncuran komersial pada tahap tertentu. Namun, menurut Fábio Duarte, ilmuwan peneliti utama di MIT, Roboat belum siap untuk memasuki pasar, jadi akan menarik untuk melihat kapan kota-kota seperti Amsterdam atau Venesia akan mengoperasikan kendaraan otonom ini secara komersial.