Bos Facebook Khawatir Soal Larangan TikTok akan Berimbas ke <i>Platform</i>-nya
CEO Facebook, Mark Zuckerberg (Instagram @markzuckerberg)

Bagikan:

JAKARTA - CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengungkapkan kekhawatirannya tentang implikasi dari pelarangan aplikasi TikTok di Amerika Serikat (AS). Hal ini diketahui setelah Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan acaman kepada TikTok, jika tak menyetujui untuk diakuisisi oleh perusahaan dari AS.

"Saya hanya berpikir itu adalah preseden jangka panjang yang sangat buruk, dan itu perlu ditangani dengan hati-hati dan harus memiliki apapun solusinya. Saya benar-benar khawatir. Ini bisa memiliki konsekuensi jangka panjang di negara lain di seluruh dunia," ungkap Zuckerberg seperti dikutip dari BuzzFeed News, Jumat 7 Agustus.

Zuckerberg juga membahas menyoal TikTok, yang dilarang di India pada Juni lalu, dan saat ini sedang berada di posisi diserang. Dia menyinggung bahwa tidak dipungkiri bahawa nantinya produk Facebook dapat menjadi target negara lain di kemudian hari.

“Saya yakin ada pertanyaan keamanan nasional yang valid tentang memiliki aplikasi yang memiliki banyak data orang yang mengikuti aturan negara lain, pemerintah yang semakin dipandang sebagai pesaing,” kata Zuckerberg.

Melihat kekhawatiran Zuckerberg sangat serius, seorang karyawan lantas bertanya, apakah Facebook tertarik untuk mengakuisisi TikTok? Sayangnya, Zuckerberg menolak mengomentari urusan bisnis perusahaan.

Saat ini ByteDance, perusahaan induk TikTok sedang mencari penawaran yang sesuai hingga 15 September mendatang. Jika mereka tidak memenuhi tenggat waktu itu, Trump mengatakan dia akan memberlakukan larangan nasional pada aplikasi berbagi video tersebut.

Menurut Laporan terbaru, TikTok secara keseluruhan memiliki nilai jual beli antara 30 miliar dolar AS sampai 50 miliar dolar AS. Sedangkan Microsoft telah melakukan penawaran dengan nilai berkisar antara 10 miliar dolar AS dan 30 miliar dolar AS.

Sebagaimana diketahui, Microsoft secara tiba-tiba muncul sebagai pelopor dalam diskusi, dan telah mengonfirmasi tertarik untuk membeli operasi TikTok di AS, Australia, Kanada, dan Selandia Baru. 

Sejak TikTok datang ke AS pada 2018, platform itu menjadi kekuatan yang dominan, mengungguli aplikasi yang berbasis di AS dan telah menarik audiens yang lebih muda, seperti Instagram milik Facebook.

Seorang perwakilan Facebook mengatakan pada Juli 2019 bahwa TikTok adalah salah satu pesaing utamanya. Sejak itu, Facebook ngebut mengerjakan fitur pesaingnya sendiri untuk menyalip TikTok. 

Hal ini pula yang membuat banyak platform seperti Instagram, meluncurkan fitur pembuatan fitur video pendek yang disebut Instagram Reels. Besar kemungkinan Instagram ingin mencari kesempatan bila TikTok nantinya dilarang beroperasi di AS.