Digugat Ohio, Facebook Diduga Menyesatkan Publik Terutama pada Remaja
, Meta digugat oleh Jaksa Agung Ohio yang mengklaim bagaimana media sosial tersebut mengendalikan algoritme dan efek produknya pada anak-anak. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan induk Facebook, Meta digugat oleh Jaksa Agung Ohio yang mengklaim bagaimana media sosial tersebut mengendalikan algoritme dan efek produknya pada anak-anak.

Gugatan yang diajukan atas nama Ohio Public Employees Retirement System (OPERS) pada 12 November lalu itu, menuntut ganti rugi lebih dari 100 miliar dolar AS atau setara Rp1,4 kuadriliun.

Dalam gugatan tersebut, antara 29 April dan 21 Oktober, Facebook dan eksekutifnya dituduh melanggar undang-undang sekuritas federal ketika mereka dengan sengaja menyesatkan publik dan menipu pemegang saham tentang bagaimana produknya dapat berdampak negatif pada anak-anak.

"Facebook mengatakan sedang mengawasi anak-anak kita dan menyingkirkan troll online, tetapi pada kenyataannya (justru) menciptakan kesengsaraan dan perpecahan demi keuntungan," ungkap Jaksa Agung Ohio, Dave Yost, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari The Verge, Rabu, 17 November.

Yost menambahkan, bahwa ketika Wall Street Journal (WSJ) mulai menerbitkan serangkaian artikel berdasarkan dokumen internal dari whistleblower Frances Haugen, kebenaran mulai terungkap.

Menurut dokumen itu, penelitian internal Facebook sendiri menunjukkan platform berbagi foto Instagram-nya mungkin berbahaya bagi kesehatan mental remaja, terutama anak perempuan.

"Setelah laporan diterbitkan, saham Facebook seketika turun, menyebabkan sistem pensiun dan investor lain di perusahaan itu kehilangan lebih dari 100 miliar dolar AS," ujar Yost.

Gugatan juga memperlihatkan, bahwa OPERS mengelola aset senilai sekitar 125 miliar dolar AS atas nama 1,1 juta anggota aktif, pensiunan, dan penerima manfaat. Sistem membeli saham Facebook Class A saham biasa dengan harga yang dinaikkan secara artifisial pada tahun 2021 dan menderita kerusakan sebagai akibat dari dugaan pelanggaran undang-undang sekuritas federal.

Pada bulan Mei, Yost dan jaksa agung dari 43 negara bagian dan teritori lain mendesak Facebook saat itu untuk membatalkan rencananya membangun aplikasi Instagram untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun, dengan alasan masalah perilaku dan privasi.