Bagikan:

JAKARTA - Para pejabat di Inggris berencana akan melakukan penyelidikan mendalam atas akuisisi Nvidia Corp dengan pembuat chip ARM, yang diklaim sebagai masalah keamanan nasional.

Akuisisi yang senilai 40 miliar dolar AS atau setara Rp568 triliun itu menaruh kecurigaan atas masalah antimonopoli dan keamanan nasional.

Oleh sebab itu, Sekretaris Digital dan Budaya Inggris, Nadine Dorries, diperkirakan akan menginstruksikan Competition & Markets Authority (CMA) untuk melakukan penyelidikan fase dua dari kesepakatan itu minggu depan.

Penyelidikan fase kedua dilaporkan akan berlangsung sekitar enam bulan. Penyelidikan ini tidak selalu berarti malapetaka untuk akuisisi NVIDIA. Meski demikian, itu akan menunjukkan bahwa pemerintah memiliki beberapa keraguan, dan NVIDIA mungkin harus membuat beberapa pengorbanan.

Perusahaan tidak akan mendapatkan persetujuan Inggris paling cepat hingga 2022, dan masih harus menunggu regulator lain sebelum menyelesaikan merger.

Berbicara kepada Engadget, Senin, 15 November, seorang juru bicara NVIDIA mengatakan akan, "terus bekerja dengan pemerintah Inggris untuk mengatasi masalah, dan kemungkinan fase kedua akan menunjukkan secara rinci bagaimana kesepakatan itu akan terjadi," ujarnya.

Perusahaan asal AS itu setuju untuk membeli ARM dari Softbank Jepang pada September 2020, namun memicu reaksi keras dari politisi, saingan, dan pelanggan. Teknologi ARM digunakan oleh pembuat chip yang bersaing, seperti Qualcomm, Samsung Electronics dan Apple untuk memproduksi prosesor mereka sendiri.