Bagikan:

JAKARTA - Sepertinya eksperimen yang dijalankan YouTube awal tahun ini cukup berhasil. Platform milik Google itu akhirnya menyembunyikan jumlah suka dan tidak suka (like and dislike) secara publik.

Keputusan ini kemungkinan akan kontroversial mengingat sejauh mana hal itu berdampak pada visibilitas publik terhadap penerimaan video.

Akan tetapi, YouTube percaya perubahan itu akan lebih melindungi pembuatnya dari pelecehan dan mengurangi ancaman dari apa yang disebutnya serangan dislike, ketika sebuah kelompok bekerja sama untuk meningkatkan jumlah dislike yang diterima sebuah video.

Meski jumlah like dan dislike tidak terlihat oleh publik, bukan berarti YouTube menghapus tombol itu, jumlah dari like dan dislike disembunyikan dan hanya terlihat oleh pemilik channel. Namun, pengguna masih dapat mengklik tombol tersebut tanpa melihat angka keseluruhannya. Pemilik channel, dapat melihat jumlah like dan dislike di YouTube Studio bersama dengan analisis lain tentang kinerja video mereka.

Menurut laporan TechCrunch, Kamis, 11 November, perubahan tersebut mengikuti eksperimen yang dijalankan YouTube awal tahun ini. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah perubahan semacam itu akan mengurangi serangan dislike dan pelecehan pembuat konten.

Pada saat itu, YouTube menjelaskan bahwa jumlah ketidaksukaan publik dapat memengaruhi kesejahteraan pembuat konten dan dapat memotivasi kampanye yang ditargetkan untuk menambahkan dislike ke video.

Meskipun itu benar, dislike juga dapat menjadi sinyal bagi orang lain ketika video mengandung clickbait, spam, atau menyesatkan. Dikatakan YouTube, mereka telah mendengar dari konten kreator dengan subscriber yang lebih kecil dan orang lain yang baru memulai berkarya, bahwa mereka merasa menjadi sasaran yang tidak adil oleh serangan dislike.

Eksperimen tersebut mengonfirmasi kebenarannya, di mana konten kreator dengan subscriber yang lebih kecil menjadi sasaran serangan dislike lebih banyak daripada konten kreator yang lebih besar.

Untuk alasan terkait kesehatan mental yang serupa, Instagram beberapa tahun yang lalu juga memulai uji coba untuk menyembunyikan jumlah Like secara global. Media sosial itu percaya bahwa fokus untuk mencapai Like dapat merusak komunitasnya dan dapat membuat konten kreator kurang nyaman mengekspresikan diri di platform.

Namun, pada akhirnya, baik Facebook maupun Instagram tidak dapat sepenuhnya berkomitmen pada keputusan tersebut dan sebaliknya memberikan pengguna kemampuan untuk menyembunyikan Like kembali di bawah kendali mereka. Artinya, pengguna dapat memilih apakah unggahan mereka akan menampilkan jumlah Like atau tidak.