Gara-Gara Pers Rilis Palsu, Kroger Co Bantah Terima Mata Uang Kripto Sebagai Pembayaran
Rilis palsu dibuat oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menaikkan harga mata uang kripto tertentu. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kroger Co sedang menyelidiki publikasi siaran pers palsu, yang mengklaim bahwa perusahaan retail itu menerima bitcoin di toko-tokonya. Hal ini mereka nyatakan pada Jumat, 5 November, setelah perusahaan pengecer terbesar kedua di AS itu  terjerat dalam penipuan kripto dalam beberapa pekan terakhir.

Rilis yang mengatakan jika toko kelontong tersebut akan menerima cryptocurrency musim liburan ini, muncul di halaman hubungan investor Kroger. Namun rilis itu kemudian dihapus.

Perusahaan tersebut mengatakan jika halaman tersebut telah diperbarui secara otomatis, dan menerima umpan langsung dari PR Newswire (PRN), di mana rilis palsu juga muncul.

"Komunikasi ini palsu dan tidak berdasar dan harus diabaikan," kata juru bicara perusahaan dalam sebuah pernyataan email. Ia juga  menambahkan bahwa Kroger telah menghubungi PRN tentang masalah ini.

PRN menyatakan telah menarik pengumuman palsu itu dan mengatakan "segera menyelidiki insiden itu termasuk mencari aktivitas kriminal yang terkait dengan masalah ini".

Walmart Inc juga menjadi sasaran penipuan kripto pada bulan September ketika siaran pers palsu diterbitkan. Rilis palsu ini mengumumkan kemitraan antara pengecer terbesar di dunia itu dengan litecoin. Berita itu secara singkat telah membuat lonjakan harga dari sejumlah cryptocurrency yang namanya kurang dikenal.

Terlepas dari serangkaian tipuan itu, mata uang kripto mendapatkan keuntungan dari investor dan perusahaan arus utama seperti jaringan theater AMC Entertainment Holdings Inc, yang mengatakan pada bulan September bahwa mereka akan menerima bitcoin, ether, bitcoin cash, dan litecoin untuk pembelian tiket di bulan-bulan mendatang.

Harga Bitcoin sendiri berubah sedikit negatif, setelah Kroger mengatakan bahwa rilis itu palsu.

Seorang juru bicara Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengatakan agensi tersebut tidak akan mengomentari "ada atau tidaknya" kemungkinan penyelidikan atas siaran pers palsu tersebut.