Bagikan:

JAKARTA - Kecelakaan yang melibatkan fitur otonom yang dikembangkan sejumlah pabrikan cukup banyak terjadi beberapa tahun terakhir. Umumnya dikarenakan kesalahan pengemudi yang terlalu percaya pada fiturnya atau dengan kata lain mengabaikan instruksi saat penggunaannya.

Kecelakaan yang melibatkan fitur ini kini kembali di mana pengemudi Ford Mustang Mach-E di Pennsylvania, Amerika Serikat  menghadapi sejumlah tuduhan setelah terlibat dalam kecelakaan yang merenggut nyawa dua orang pada bulan Maret lalu. Kendaraan listrik tersebut dilaporkan sedang mengaktifkan sistem bantuan pengemudi tanpa tangan BlueCruise saat kejadian nahas tersebut.

Melansir Teslarati, 7 September, insiden terjadi pada dini hari di Interstate 95 ketika Toyota Prius mengalami masalah dan berhenti di bahu jalan. Saat seorang pengendara lain, Tolobek Esenbekov, berhenti untuk membantu, sebuah Mustang Mach-E yang dikemudikan oleh Dimple Patel menabrak kendaraan tersebut dari belakang. Baik Baktybekov maupun Esenbekov tewas dalam kecelakaan tersebut.

Menurut pihak kepolisian, Mustang Mach-E melaju dengan kecepatan sekitar 112 km/jam saat menabrak. Selain sistem BlueCruise, fitur Adaptive Cruise Control juga dilaporkan aktif pada saat kejadian.

Patel kini menghadapi sembilan tuduhan, termasuk pembunuhan akibat mengemudi dalam keadaan pengaruh alkohol atau narkoba, pembunuhan tanpa sengaja, dan mengemudi secara ceroboh.

Ford telah mengakui kejadian tersebut dan menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan pihak berwenang untuk melakukan investigasi. Meskipun BlueCruise tidak diiklankan sebagai sistem otonom sepenuhnya, Ford mempromosikannya sebagai solusi "mengemudi tanpa tangan" untuk jalur yang telah ditentukan.

Pihak kepolisian Pennsylvania mengimbau para pengemudi untuk selalu waspada dan menghindari gangguan saat mengemudi. Mereka menekankan bahwa teknologi kendaraan otonom tidak boleh diandalkan sepenuhnya, dan pengemudi harus selalu siap mengambil alih kendali.