JAKARTA - Tesla telah mengambil langkah strategis sebelum Kanada mengumumkan tarif 100 persen untuk kendaraan listrik (EV) buatan China. Perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk ini dilaporkan telah mengajukan permohonan kepada pemerintah Kanada untuk menetapkan tarif yang lebih rendah pada mobil-mobil yang diekspor dari pabriknya di Shanghai.
Permintaan ini diajukan sebelum pengumuman resmi tarif baru tersebut, menurut sumber pemerintah Kanada pada hari Rabu, seperti dilaporkan Reuters, dikutip Jumat, 30 Agustus.
Kenaikan tarif ini muncul setelah Kanada, mengikuti jejak Amerika Serikat, memutuskan untuk menetapkan tarif pada semua kendaraan buatan China yang dijual di negaranya. Tarif mulai berlaku pada 1 Oktober ini juga berdampak pada EV yang diproduksi oleh Tesla di pabriknya di China.
Sumber yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Tesla menginginkan tarif yang serupa dengan yang diterapkan oleh Uni Eropa (UE).
Diketahui, Pada bulan ini, UE telah melunakkan sikapnya terhadap Tesla dengan menetapkan tarif 9 persen untuk kendaraan yang diproduksi di China, dibandingkan dengan 36,3 persen untuk EV lainnya yang diimpor dari China.
BACA JUGA:
Sementara, Menteri Keuangan Kanada, Chrystia Freeland, yang bertanggung jawab atas kebijakan tarif disebut menolak berkomentar mengenai pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Tesla ini.
Meskipun Tesla belum mengungkapkan jumlah kendaraan yang diekspor dari China ke Kanada, data menunjukkan bahwa sedan Model 3 dan crossover Model Y sedang dikirim dari Shanghai ke Kanada. Permintaan Tesla untuk tarif yang lebih rendah mencerminkan pendekatan pragmatis perusahaan dalam menghadapi regulasi internasional yang ketat.
Sementara UE hanya mempertimbangkan subsidi langsung dalam menentukan tarif untuk Tesla, Kanada dan Amerika Serikat juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kapasitas berlebih industri, kebijakan non-pasar, serta standar lingkungan dan tenaga kerja, menurut sumber tersebut.
Tingginya impor mobil Kanada dari China semakin memperlihatkan dampak dari kebijakan ini. Pada tahun 2023, impor kendaraan dari China ke pelabuhan terbesar Kanada, Vancouver, melonjak 460 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 44.356 unit, sebagian besar disebabkan oleh pengiriman EV Tesla dari Shanghai.
Sementara itu, pabrikan mobil lain seperti Volvo dan Polestar sedang meninjau dampak dari peningkatan tarif di Kanada. Volvo, yang mengimpor beberapa model dari China, termasuk EX30 dan XC60, mengakui sedang mengevaluasi dampaknya terhadap bisnis mereka di Kanada. Begitu juga dengan Polestar, yang merupakan bagian dari Volvo dan Geely China.