Bagikan:

JAKARTA - Produsen otomotif dari Jepang, Subaru akan merilis dua mobil listrik terbaru di Inggris pada 2026 sebagai upaya meneruskan kesuksesan Solterra di negara tersebut.

Rencana ini merupakan bagian dari investasi elektrifikasi merek tersebut senilai 8 miliar poundsterling (Rp160,9 triliun), yaitu memperkenalkan tujuh EV terbaru secara global dengan tiga di antaranya berupa SUV yang dikembangkan bersama Toyota.

Managing Director Subaru UK Lorraine Bishton, tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal ini namun tetap mementingkan inti dari nilai-nilai brand, yakni “Safe, Tough, and Fun”.

Dilansir dari Autocar, Rabu, 14 Agustus, semua penambahan model di masa depan diharapkan berupa hatchback yang memfokuskan pada kepraktisan dan berpenggerak empat roda seperti model Subaru lainnya.

Di negeri raja Charles, pabrikan berlogo enam bintang ini memiliki 65 jaringan dealer. Menurut pengakuan merek, beberapa dealer diakui sebagai pilar komunitas dari Subaru sehingga hubungan antara pihak dealer dengan pembeli begitu erat.

Relasi antara dealer dan pelanggan inilah menjadi hal penting dalam keberhasilan Subaru mendatangkan EV di masa depan karena mendapatkan dukungan ekstra dari banyak pihak.

“Pelanggan membutuhkan orang-orang yang mereka percayai, yang sudah mereka kenal sejak lama, untuk membantu mereka dalam perjalanan menuju adopsi kendaraan listrik tersebut,” kata Bishton.

Sejauh ini, penjualan Solterra yang menyumbang 27 persen penjualan Subaru di Inggris atau melebihi target 22 persen yang harus dicapai yang sejalan dengan mandat kendaraan nol emisi terbaru dari pemerintah setempat.

Bishton percaya bahwa kedatangan kendaraan listrik baru Subaru serta kedatang Forester generasi terbaru pada akhir tahun ini dapat menumbuhkan volume penjualan dibandingkan beberapa periode sebelumnya.

Tahun lalu, merek ini berhasil menjual 2.400 mobil di Inggris dan sangat berbanding terbalik dengan Amerika Serikat (AS) yang mencapai sekitar 600.000 unit atau menyumbang 75 persen dari penjualan secara global.

Subaru memperkirakan penjualan globalnya akan mencapai satu juta pada tahun 2024 dan memperoleh keuntungan besar dari tahun ke tahun sekitar 30 persen di Inggris dari Januari hingga Juni.

Namun, Subaru harus menghadapi sejumlah tantangan di Inggris berupa terbatasnya pasokan selama beberapa bulan ke depan yang berpotensi membuat kurva pertumbuhan melambat.

Meskipun penjualannya sangat kecil, pabrikan memperoleh peningkatan yang pesat dibandingkan dengan perolehan tahun 2020 saat dilanda pandemi yang hanya 951 unit atau tunjukkan penurunan sebesar 68 persen.

“Khususnya dengan pabrikan Jepang, banyak dari pembelajaran tersebut berasal dari pengembangan mobil, dan khususnya dengan beberapa seri yang mereka ikuti di sisi BEV. Kami memiliki warisan yang luar biasa, kami masih terlibat dan merek ini dapat berkembang,” pungkas Bishton.