JAKARTA – Raksasa otomotif dunia, Toyota baru-baru ini mengumumkan penundaan produksi kendaraan listrik (EV) tiga baris di Amerika Utara hingga pertengahan 2026. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar yang lesu, seiring dengan melambatnya penjualan EV global.
Menurut informasi terbaru, produksi SUV Battery Electric Vehicle (BEV) yang direncanakan berlangsung di Kentucky, AS, yang semula dijadwalkan dimulai pada akhir 2025 akan tertunda beberapa bulan.
“Kami sebelumnya mengatakan produksi akan dimulai pada akhir 2025, namun kemungkinan besar baru akan terealisasi pada 2026,” ujar juru bicara Toyota, Scott Vazin, dikutip dari Nikkei Asia, Jumat, 4 Oktober.
Kendati ada penundaan, Toyota tetap berkomitmen untuk memperkenalkan lima hingga tujuh model BEV baru di pasar Amerika Serikat dalam dua tahun ke depan. Penundaan ini sebagian besar disebabkan oleh gangguan pasokan dan tantangan tata kelola yang membuat Toyota harus menyesuaikan rencana produksi.
BACA JUGA:
Sementara itu, produksi SUV listrik Lexus yang semula dijadwalkan berlangsung di AS pada 2030 kini juga batal. Toyota lebih memilih untuk mengimpor model premium tersebut langsung dari Jepang.
Penundaan ini juga berdampak pada rencana kemitraan Toyota dengan Subaru, yang sebelumnya dikabarkan akan menggunakan platform BEV tiga baris yang sama. Model tersebut disebut-sebut sebagai penerus dari Toyota bZ4x, yang akan diberi nama bZ5x untuk Toyota dan TZ untuk Lexus. Platform ini merupakan generasi terbaru yang sedang dikembangkan oleh Toyota, di mana SUV bZ5x akan menjadi kendaraan listrik pertama yang diproduksi di AS dengan baterai dari pabrik Toyota di Carolina Utara.
Sementara itu, Subaru telah merencanakan untuk meluncurkan tiga model BEV baru pada akhir 2026, diikuti dengan empat model tambahan hingga 2028. Meski rencana Subaru masih berjalan, penundaan dari Toyota tentu memberi tantangan baru bagi kedua perusahaan dalam mengembangkan pasar EV di masa depan.