Bagikan:

JAKARTA - Dunia elektrifikasi mobil memang sedang ramai, tapi pabrikan Jepang seperti Subaru tampaknya masih tertinggal dibanding pesaing dari China dan Amerika, terutama Tesla. Tapi, Subaru punya rencana besar untuk mengejar ketertinggalan ini.

Subaru dengan logo enam bintang ini hanya miliki satu model EV yang tersedia di pasaran, yaitu Solterra yang berbasis dari Toyota bZ4x.

Setelah meluncurkan model tersebut pada 2022 lalu, merek ini sepertinya ingin menghadirkan lebih banyak EV di masa depan.

Dilansir dari InsideEVs, Selasa, 14 Mei, Subaru berencana menghadirkan tiga SUV listrik terbaru yang dikembangkan dengan memanfaatkan kemitraan dengan Toyota.

CEO Subaru Atsushi Osaki, mengatakan terlalu berisiko bagi perusahaan bila mengembangkan EV secara sendirian di tengah pasar elektrifikasi yang tidak menentu dan kerja sama dengan Toyota dapat mengurangi hal tersebut.

“Kami telah mengadakan pembicaraan dengan Toyota dan sepakat bahwa lebih baik mengurangi risiko melalui pengembangan bersama,” kata Osaki.

Ini merupakan langkah yang masuk akal mengingat merek Subaru tidak sebesar dari pabrikan lainnya seperti Toyota atau Volkswagen yang memiliki biaya dan sumber daya yang sangat mencukupi.

Biaya penelitian dan pengembangan yang diperlukan untuk menciptakan kendaraan listrik dari awal sangat besar, begitu pula investasi yang diperlukan untuk mengkonfigurasi ulang pabrik yang sebelumnya membuat kendaraan dengan pembakaran internal.

Demi menghemat pengeluaran yang berpotensi membengkak, Subaru akan bergantung pada teknologi dari Toyota. Meskipun demikian, mereka juga menegaskan tidak selamanya bergantung pada mitranya.

Pabrikan yang bermarkas di Tokyo ini berencana meluncurkan empat EV sendiri pada tahun 2028. Selain itu, mereka tengah mempersiapkan versi hybrid dari jajaran produk yang telah ada, seperti Crosstrek dan Forester.