Bagikan:

JAKARTA - Di tengah ketidakpastian kondisi pasar otomotif tanah air, Indonesia berhasil menjadi penyumbang ekspor kendaraan terbanyak di ASEAN selama semester pertama tahun 2024 dengan total ekspor 218.000 unit atau menurun 12 persen dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.

Dari jumlah tersebut, Toyota menjadi penyumbang terbesar dengan mengirimkan sekitar 132.000 unit ke luar negeri atau berhasil berkontribusi sebanyak 60 persen dari total ekspor kendaraan nasional.

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto, mengatakan bahwa ini menunjukkan ketangguhan dan adaptabilitas industri dalam menghadapi tantang global serta mendorong pemain otomotif dalam terus berinovasi demi meningkatkan daya saing.

“Meskipun kinerja ekspor kendaraan otomotif nasional pada semester pertama 2024 mengalami koreksi namun peranan ekspor elektrifikasi memberikan optimisme untuk peningkatan ekspor ke depannya,” kata Nandi dalam keterangannya, Rabu, 7 Agustus.

Dari jumlah tersebut, sekitar 4.400 unit di antaranya merupakan kendaraan elektrifikasi Toyota yang berhasil diekspor dalam waktu enam bulan pertama tahun ini. Sekitar 2.200 unit di antaranya merupakan Kijang Innova Zenix Hybrid dan 2.000 unit lainnya merupakan model Yaris Cross Hybrid.

Sementara Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam, mengatakan pencapaian pada kedua model ini menunjukkan bahwa inovasi teknologi elektrifikasi Toyota yang diproduksi di Indonesia dapat diterima baik oleh pasar internasional sekaligus menguatkan posisi pabrikan di industri otomotif tanah air.

"Pencapaian ekspor kendaraan elektrifikasi Toyota melalui model Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid pada semester pertama di tahun 2024 ini tidak hanya memperkuat kedalaman industri Toyota di Indonesia sebagai produsen kendaraan berteknologi tinggi yang diminati secara global, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya pengembangan industri otomotif yang berdaya saing,” ucap Bob.

Kedua model ini telah diekspor ke berbagai negara, terdiri dari wilayah Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika. Diharapkan kendaraan elektrifikasi tersebut dapat menjawab kebutuhan sesuai pada masing-masing pasar.

Diharapkan raihan ini menjadi modal yang bagus bagi pabrikan dalam mengarungi sisa periode tahun 2024 dan dapat mencapai level yang sama dengan kinerja di tahun sebelumnya.

Selain itu, langkah ini perlu didukung oleh penguatan pasar dalam negeri, optimalisasi skema logistik, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), serta adopsi teknologi tinggi agar menjadi nilai tambah dalam industri ini.

“Upaya ini menjadi langkah strategis mendukung industri otomotif Indonesia dalam meraih dan mempertahankan posisi unggul di pasar global yang semakin kompetitif," pungkas Bob.