JAKARTA - Pada 12 Juni lalu Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan ke Beijing, China untuk berdiskusi perihal kesepakatan menjadikan Indonesia sebagai negara hub basis produksi ekspor.
Pada kesempatan kali ini, Menperin dengan empat perusahaan kendaraan listrik salah satunya NETA Auto Overseas, menyepakati serta akan turut berkontribusi untuk memperluas pasar ekspor mobil listrik Indonesia.
"Kami setuju dan mendukung untuk menjadikan Indonesia sebagai hub produksi EV setir kanan untuk pasar ekspor," kata Vice President of NETA Auto Zhou Jiang, dalam keterangan resminya, Kamis, 20 Juni.
Lebih lanjut Zhou Jiang mengatakan, Neta akan berkomitmen untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 60 persen di akhir tahun 2026.
"Sebagai upaya kami untuk memenuhi program Pemerintah Indonesia. Kami harap kesepakatan dan komitmen Neta ini akan memajukan industri mobil listrik tanah air," tambahnya.
BACA JUGA:
Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Indonesia juga menetapkan target produksi kendaraan listrik di tahun 2030 mendatang mencapai 600 ribu unit.
Dengan adanya hal itu, tentu pemerintah mengharapkan Neta sebagai salah satu distributor mobil listrik Indonesia dapat turut serta berkontribusi meningkatkan produksi mobil listrik setir kanan dan memasarkannya hingga ke 54 negara.
Sinkronisasi antara dukungan Pemerintah serta peran para pelaku industri kendaraan listrik, diharapkan mampu membuat pasar otomotif Tanah Air terus maju hingga ke pasar ASEAN dan Mancanegara.
“Kami sangat mengapresiasi pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian, yang telah mendukung Neta dalam proses pemanfaatan insentif sehingga Neta dapat meraih nilai TKDN sebesar 44 persen untuk produk baru kami yaitu Neta V-II. Kedepannya, kami berkomitmen untuk terus berupaya mengikuti rencana dan langkah kemajuan kendaraan mobil listrik,” tutupnya.