JAKARTA - Industri otomotif global tengah mengalami transformasi besar dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik (EV) dalam beberapa tahun terakhir. Namun peningkatan ini juga menghadapi beberapa tantangan, salah satunya minat konsumen akan mobil listrik bekas.
Survei konsumen terbaru di Inggris Raya menunjukkan 75 persen dari mereka khawatir membeli mobil listrik bekas. Kekhawatiran terbesar mereka adalah kondisi baterai yang tersisa pada mobil tersebut.
Temuan ini didapat dari polling Autocar yang melibatkan 1.462 responden, dikutip dari Daily Mail, 7 Juni. Para peserta survey menyebutkan bahwa mereka waspada terhadap keausan baterai akibat pengisian ulang yang berulang oleh pemilik sebelumnya.
Padahal garansi baterai EV diwajibkan secara hukum minimal delapan tahun di Inggris, namun sebanyak 47 persen responden mengaku akan lebih tertarik membeli mobil listrik jika garansinya lebih lama.
Menariknya, hanya sepertiga (67 persen) responden yang membeli paket purna jual saat membeli mobil terbaru mereka, terlepas apakah mobil tersebut bertenaga listrik, bensin, atau solar.
Bagi mereka yang belum pernah membeli EV, hampir setengahnya (47 persen) mengaku sama sekali menolak membeli mobil listrik bekas. Selain itu, hampir dua pertiga (62 persen) responden urung beralih dari mobil bensin atau solar mereka karena asuransi mobil listrik masih lebih mahal, meskipun secara umum biaya operasinya lebih murah.
Survei lain yang dilakukan terhadap 66 dealer mobil bekas di Inggris Raya menunjukkan bahwa mereka pun waspada untuk mengambil alih stok mobil listrik. Lebih dari separuh responden mengaku minat mereka untuk membeli stok EV menurun drastis.
Penolakan dealer untuk mengambil alih stok mobil listrik bekas bisa semakin menekan harga jual mobil tersebut.
BACA JUGA:
Menurut Mark Tisshaw, editor Autocar Business, masih ada "skeptisisme alami" seputar mobil listrik karena teknologinya masih tergolong baru.
"Produsen dan penjual mobil berupaya menghilangkan kekhawatiran ini dengan menawarkan garansi baterai yang komprehensif dan paket purna jual, tetapi riset kami menunjukkan hal tersebut belum cukup untuk meyakinkan sebagian besar pembeli mobil bekas," jelas Tisshaw.
"Ada juga kekhawatiran nyata tentang biaya asuransi yang tidak bisa diabaikan," tambahnya.
Sementara itu, Auto Trader, platform jual-beli mobil online, memperingatkan bahwa minimnya ketersediaan mobil listrik bekas yang terjangkau di Inggris Raya turut menghambat peralihan ke mobil ramah lingkungan.
Data industri menunjukkan bahwa lebih dari 100 model mobil listrik berbeda kini tersedia di dealer Inggris untuk pertama kalinya. Peningkatan ini mencapai lebih dari 500 persen dibandingkan satu dekade lalu.
Dengan populasi lebih dari satu juta unit EV yang terdaftar di jalanan Inggris, harapannya adalah pasar mobil listrik bekas akan tumbuh dan harga jualnya pun akan turun.
Namun, Auto Trader menyatakan bahwa peningkatan penjualan mobil listrik baru belum memberikan pilihan mobil listrik bekas yang ramah kantong.
Para pembeli membutuhkan jaminan ekstra terhadap teknologi yang baru pertama kali mereka jumpai.