Bagikan:

JAKARTA - Lithium memegang peranan krusial bagi industri baterai dan manufaktur mobil listrik. Pentingnya fungsi lithium ini disadari betul oleh Korea Selatan, yang telah berhasil membangun reputasi sebagai negara produsen kendaraan listrik dan produsen baterai global.

Korea Selatan kini telah memulai pembangunan cadangan lithium nasional untuk mengamankan pasokan mineral penting tersebut. 

Menurut sumber anonim yang mengetahui masalah ini, dilaporkan oleh Bloomberg, dikutip 28 Mei, negara tersebut telah membeli sejumlah lithium carbonate, bentuk olahan dari material baterai yang digunakan pada kendaraan listrik (EV), dari Chili tahun ini melalui badan usaha milik negara, Korea Mine Rehabilitation and Mineral Resources Corp. (KOMIR).

Sumber lain yang memiliki pengetahuan terkait masalah ini menyebutkan, pemerintah mengalokasikan dana sebesar 233,1 miliar won (sekitar Rp2,7 triliun) untuk mengamankan mineral penting guna pengembangan teknologi mutakhir nasional. Sebagian besar dana tersebut rencananya akan digunakan untuk membangun cadangan lithium untuk baterai mobil listrik, sebagai upaya mengatasi potensi kelangkaan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.

Anggaran ini, yang melonjak 526 persen dari tahun lalu, diperkirakan akan digunakan sepanjang tahun 2024. KOMIR sendiri menolak berkomentar saat dihubungi melalui telepon.

Strategi stokpiling Korea Selatan ini dilakukan di saat harga lithium masih belum menunjukkan tanda-tanda pulih dari penurunan tajam tahun lalu. Pihak berwenang juga berupaya memastikan perusahaan domestik dapat mempertahankan daya saing di Amerika Serikat dengan memenuhi persyaratan Inflation Reduction Act.

Diketahui, undang-undang yang disahkan Presiden Joe Biden pada tahun 2022 tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada China, negara yang masih mendominasi pemrosesan bahan baterai penting termasuk lithium.

Harga lithium melonjak ke level tertinggi pada akhir tahun 2022. Hal ini didorong oleh permintaan global terhadap armada transportasi listrik yang semakin tinggi, sementara pasokan mineral tersebut kesulitan mengimbangi lonjakan permintaan. Produsen mobil dan baterai pun berlomba-lomba mengamankan pasokan atau kesepakatan ekspansi untuk mengunci ketersediaan lithium.

Namun, sejak saat itu, pertumbuhan permintaan kendaraan listrik lebih lemah dari perkiraan. Produsen baterai seperti LG Energy Solution Ltd. dan Samsung SDI Co. melaporkan penurunan profit di tahun lalu. Sementara itu, gelombang besar pasokan lithium baru juga menekan harga - yang anjlok lebih dari 80 persen di tahun 2023 dan belum menunjukkan pemulihan signifikan di tahun ini.

Kementerian Perdagangan Korea Selatan pada bulan Maret lalu mengumumkan rencana untuk menginvestasikan 241,7 miliar won selama tiga tahun ke depan untuk membangun gudang penyimpanan mineral penting, termasuk lithium, galium, dan logam tanah jarang.