Bagikan:

JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari kubu BMW. Produsen otomotif Jerman ini diketahui mengimpor sekitar 8.000 unit kendaraan Mini Cooper ke Amerika Serikat (AS) dengan komponen elektronik dari pemasok terlarang China.

Dilansir Reuters, Rabu, 22 Mei, sebuah laporan dari staf Senate Finance Committee Chairman Ron Wyden, mengatakan perusahaan mengimpor 8.000 unit model dengan suku cadang dari pemasok China yang telah dilarang berdasarkan undang-undang tahun 2021. Namun, BMW terus melanjutkan kegiatan impor dengan komponen terlarang hingga bulan April.

Peraturan tersebut berkaitan dengan kongres tahun 2021 dalam pengesahan Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur (UFLPA) untuk memperkuat penegakan hukum guna mencegah impor barang dari wilayah Xinjiang, China.

Wilayah tersebut diyakini menjadi tempat dengan sistem kerja paksa kepada anggota kelompok minoritas Uyghur. Namun, China membantah tuduhan tersebut.

Laporan tersebut menemukan bahwa Bourns Inc, pemasok mobil yang berbasis di California, mengambil komponen dari Sichuan Jingweida Technology Group (JWD). Perusahaan China ini masuk ke Daftar Entitas UFLPA pada bulan Desember, yang berarti produknya dianggap dibuat dengan kerja paksa.

Pihak perusahaan mengatakan bahwa mereka telah mengambil beberapa langkah untuk menghentikan impor produk yang terkena dampak.

BMW Group akan melakukan tindakan servis untuk mengganti suku cadang tertentu, dan menambahkan bahwa perusahaan memiliki standar dan kebijakan yang ketat mengenai praktik ketenagakerjaan, hak asasi manusia, dan kondisi kerja, yang harus dipatuhi oleh semua pemasok langsung kami.

Meskipun demikian, Wyden mendesak badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan untuk mengambil sejumlah langkah spesifik untuk meningkatkan penegakan hukum dan menindak beberapa perusahaan yang memicu penggunaan kerja paksa di China.