Bagikan:

JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari kubu Mercedes-Benz. Pasalnya, pabrikan otomotif ternama ini dikabarkan akan mengurangi investasi secara signifikan dalam pengembangan platform EV mewah dengan menghentikan pembangunan arsitektur MB.EA Large.

Dilaporkan Autocar, Rabu, 15 Mei, pengembangan platform tersebut telah dibatalkan. Laporan tersebut mengatakan keputusan ini diambil karena berkaca dari buruknya penjualan model EQE dan EQS.

Penghentian pengembangan ini dilaporkan dapat menghemat investasi sekitar 4 miliar euro dan 6 miliar euro (sekitar Rp69,6 triliun hingga Rp104,5 triliun).

Pabrikan mewah ini awalnya berencana mengembangkan dua versi platform MB.EA, yakni MB.EA Medium untuk sedan dan SUV EQC terbaru dan MB.EA Large untuk kendaraan berukuran besar yang lebih premium.

Sebelumnya, platform MB.EA Large direncanakan meluncur pada tahun 2028 dan akan digunakan di berbagai model seperti penerus EQE dan EQS.

Selain itu, penghentian proyek tersebut juga memberikan ruang bagi Mercedes-Benz dalam mengembangkan penerus S-Class generasi ketujuh, GLE SUV generasi keempat, GLE Coupe generasi ketiga, dan GLS generasi ketiga sebagai mobil pembakaran dengan plug-in hybrid.

Dengan dibatalkannya pengembangan tersebut, Mercedes-Benz bermaksud mengembangkan lebih lanjut platform EVA2 (dasar dari model EQE dan EQS yang ada) dengan arsitektur pengisian daya 800V menggantikan 400V yang digunakan saat ini.

Perubahan lain yang direncanakan untuk platform EVA2 mencakup teknologi sel baterai baru dan motor listrik yang lebih efisien untuk meningkatkan jangkauan.

Bersamaan dengan MB.EA Medium, perusahaan memiliki rencana kuat untuk mengembangkan lebih lanjut platform MMA terbaru untuk EV berukuran kompak, MB.AMG untuk mobil sport, dan MB.VAN untuk kendaraan komersial.