JAKARTA - Telah hadir sejak 2007 lalu, Daihatsu Gran Max menawarkan berbagai kebutuhan komersial dengan harga terjangkau bagi para pelaku usaha. Mobil ini datang dengan menawarkan varian pikap, blind van, dan mini bus.
Daihatsu Gran Max pun mencapai kesuksesan dengan berhasil terjual sebanyak 700.000 unit selama lebih dari satu dekade, mobil ini merupakan salah satu dari sekian model yang terdampak skandal uji tabrak yang dilakukan pabrikan di Jepang.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata (MLIT) Jepang menyebut pada pengujian kendaraan ini menemukan bahwa airbag yang ada pada Gran Max tidak dapat mengembang sesuai waktunya, yang seharusnya keluar ketika sensor mendeteksi tabrakan. Dengan demikian, ini mengancam keselamatan pengguna dan penumpangnya.
Berbeda dengan Jepang, model ini tidak menggunakan airbag untuk pasar Indonesia. Dengan demikian, ini menimbulkan pertanyaan kapan Gran Max akan dibekali oleh perangkat ini.
Menjawab pertanyaan itu, Marketing & Corporate Planning and Communications Director PT Astra Daihatsu Motor Sri Agung Handayani, mengatakan bahwa mobil komersial ini dihadirkan sesuai dengan permintaan konsumen atau para pelaku usaha dan airbag belum dibutuhkan hingga kini.
“Sebenarnya kami ingin menghadirkannya, tapi harus sesuai dengan permintaan konsumen. Karena ini ritel bisnis jadi saat ini kebutuhan seperti power steering, power window, dan AC baru terpenuhi,” kata Agung saat sela-sela acara buka bersama dengan media di Menteng, Kamis, 14 Maret lalu.
BACA JUGA:
Meskipun demikian, Agung juga menambahkan, pihaknya akan menghadirkan airbag pada Gran Max berdasarkan permintaan konsumen di masa yang akan datang.
“Konsumen memilih Gran Max karena terjangkau, efisiensi BBM, dan mudah perawatan. Kalau nanti akan diberi airbag, kami kabarkan lagi,” pungkas Agung.