JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari Ethiopia bahkan tidak ada yang menyangka akal jika negara ini yang pertama akan menerapkan.
Baru -baru ini Ethiopia mengambil langkah maju dengan segera akan melarang kendaraan berbahan bakar internal (ICE) atau memutuskan sudah waktunya untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil.
Seperti diberitakan Electrek, Senin, 5 Februari, Menteri Transportasi Ethiopia Alemu Sime, menyebut negara tersebut menghabiskan 6 miliar Euro pada tahun 2023 saja untuk mengimpor bensin dan solar.
Selain tidak berkelanjutan secara finansial, tingkat polusi di perkotaan juga tidak terkendali. Satu-satunya jalan keluar dari masalah ini, menurut Menteri Sime, adalah dengan segera melarang kendaraan non-listrik memasuki negara tersebut, baik yang lama maupun yang baru.
Keputusan berani ini mirip dengan perjudian, namun di sisi lain, mengetahui betapa tingginya polusi berdampak pada kesehatan masyarakat dan tidak melakukan apa pun terhadap hal tersebut adalah seperti menonton bom waktu.
"Keputusan telah bulat, bahwa mobil tidak boleh masuk ke Ethiopia kecuali mobil listrik," ucapnya.
Beberapa cara strategis akan dilakukan, termasuk upaya untuk membangun stasiun pengisian untuk mobil listrik tetap menjadi prioritas utama.
Sementara, Kementerian Perhubungan Ethiopia bergerak untuk menindaklanjuti rencana prioritas tinggi untuk membangun infrastruktur pengisian daya di seluruh negeri, menyusul laporan yang disampaikan oleh Sime kepada Dewan Perwakilan Rakyat Ethiopia. Larangan yang direncanakan akan ditegakkan secara ketat dan pemilik kendaraan yang ada akan menjalani tes asap yang ketat. Kendaraan apa pun yang gagal dalam pengujian tidak lagi memenuhi syarat untuk diservis dan harus dikeluarkan dari jalan.
BACA JUGA:
Sayangnya meski ini langkah bagus, dilansir ArenaEV, 3 Februari, ada sekitar 2 juta unit kendaraan ICE di Ethiopia dan sebagian besar berusia di atas 20 tahun. Penghapusan 2 juta kendaraan bertenaga ICE akan memakan waktu cukup lama, begitu pula pembangunan infrastruktur pengisian daya untuk 2 juta mobil listrik yang pada akhirnya akan menggantikannya.
Sebelumnya, Uni Eropa juga telah menyetujui undang-undang yang akan melarang penjualan mobil bermesin pembakaran di negara-negara anggotanya mulai tahun 2035. Seperti halnya rencana tersebut juga akan dilakukan oleh AS, Kanada, Jepang, India hingga Selandia Baru.