Bagikan:

JAKARTA - Tesla menghentikan sementara produksi mobil listriknya di Gigafactory Berlin, dikarenakan gangguan pada rantai pasokan yang membuat kekurangan suku cadang. 

Diketahui, beberapa pekan ini ketegangan di wilayah Laut Merah kian meningkat ditambah dalam satu pekan terakhir Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengambil tindakan dengan menyerang beberapa wilayah Houthi, di Yaman.

Meski sebelumnya Houthi hanya menyerang kapal yang terafiliasi dengan Israel, dikhawatirkan setelah serangan AS dan Inggris akan berimbas ke kapal-kapal lain terutama kapal yang menuju Eropa.

Menurut laporan dari ArenaEV, Senin, 15 Januari, serangan di Laut Merah mulai berdampak pada industri otomotif di Eropa, khususnya perusahaan-perusahaan yang mengambil komponen dari Asia.

Tesla mengumumkan akan menghentikan sebagian besar produksi Model Y di pabrik Tesla Giga Berlin-Brandenburg di Grunheide, Jerman, selama dua pekan yang berlangsung mulai 29 Januari hingga 11 Februari 2024.

“Konflik bersenjata di Laut Merah dan pergeseran rute transportasi antara Eropa dan Asia melalui Tanjung Harapan juga berdampak pada produksi di Gruenheide. Waktu transportasi yang jauh lebih lama adalah menciptakan kesenjangan dalam rantai pasokan," tulis keterangan resmi dari Tesla. 

Komponen spesifik yang tidak sampai ke Jerman masih dirahasiakan, namun perlu dicatat bahwa Tesla sangat bergantung pada suku cadang dari Tiongkok, termasuk sel baterai lithium-ion silinder tipe 2170 dari pabrik LGES.

Tesla bukan satu-satunya produsen mobil yang merasakan dampak gangguan di Laut Merah ini. Volvo juga harus menghentikan produksi karena serangan terhadap kapal di Laut Merah.

Pabrikan ternama itu menghentikan sementara produksi di pabriknya di Belgia, tempat Volvo XC40 diproduksi, selama tiga hari. Alasannya sama, mahalnya harga komponen karena operasional kapal yang dialihkan ke salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, menyebabkan keterlambatan pengiriman komponen penting, seperti kotak roda gigi.

Sementara itu, Volkswagen telah menyatakan bahwa mereka tidak mengantisipasi pembatasan produksi yang "signifikan" akibat serangan di Laut Merah. Namun, produsen mobil tersebut berkoordinasi erat dengan perusahaan pelayaran untuk memantau situasi dan menilai dampaknya terhadap produksi dan pasokan pasar.