Bagikan:

JAKARTA - Perkembangan kendaraan listrik (EV) maupun ramah lingkungan saat ini berlangsung masif sekaligus menimbulkan pertanyaan nasib mesin pembakaran internal (ICE) untuk beberapa tahun ke depan. Namun, pabrikan seperti BMW tampaknya masih ingin mempertahankan sistem ini.

Oliver Zipse, selaku CEO BMW Group, mengatakan bahwa pihaknya tidak mau terburu-buru untuk menghentikan mesin ICE hanya demi EV murni. Tentu pernyataan ini cukup mengejutkan mengingat perusahaan asal Jerman tersebut mantap menyatakan beralih ke elektrifikasi.

“Kami tidak ingin menghapus mesin pembakaran,” kata Zipse dikutip BMW Blog, Kamis, 14 Desember.

Lebih lanjut, ia membela pendekatan BMW yang menyatakan bahwa langkah ini bukanlah sebuah keraguan, melainkan sebuah perencanaan strategis untuk menghindari penghentian dini produk-produk yang masih memiliki relevansi pasar.

Meskipun BMW bertujuan untuk meningkatkan pangsa penjualan mobil listrik dari 15 persen menjadi 50 persen pada tahun 2030, Zipse berpendapat bahwa pihaknya tidak perlu hanya fokus pada EV di tengah permintaan segmen ini terus meningkat.

Pria asal Jerman tersebut mendukung upaya perusahaan dalam menjalankan strategi multi-jalur. Ia percaya bahwa ini sejalan dengan tujuan perlindungan iklim internasional, sebagaimana dibuktikan oleh Scientific Based Targets Initiative (SBTI) yang menyatakan komitmen perusahaan untuk membatasi pemanasan global.

Meskipun SBTI merekomendasikan penghentian produksi mesin pembakaran secara bertahap pada tahun 2040, Zipse berpendapat bahwa penghentian mesin pembakaran secara tiba-tiba dapat menyebabkan konsumen mempertahankan mobil lama mereka untuk jangka waktu yang lebih lama, dan menekankan pentingnya mempertimbangkan armada global yang saat ini berjumlah lebih dari 1,2 miliar kendaraan bermesin pembakaran.

Ia juga menekankan pentingnya bahan bakar sintetis (e-fuels) untuk mesin pembakaran di masa depan. Zipse menyatakan bahwa penghapusan mesin pembakaran secara massal dapat menghambat penerapan teknologi berkelanjutan.

Tentu sikap tersebut cukup bertolak belakang dengan para rival beratnya, seperti Mercedes-Benz dan Volkswagen, yang telah mengurangi minatnya pada mesin ICE dan berencana untuk memproduksi lebih banyak EV pada akhir dekade ini.