Bagikan:

JAKARTA - Toyota akan melanjutkan operasi di sebagian pabriknya setelah mengalami gangguan pasokan akibat ledakan di pabrik pemasok.

Meskipun sebagian besar produksi terhenti, perusahaan telah berhasil mengamankan cukup suku cadang untuk melanjutkan operasi di empat pabrik. Namun, delapan jalur produksi di enam pabrik lainnya masih akan tetap ditutup.

Gangguan ini disebabkan oleh kekurangan pegas yang digunakan untuk suspensi dan bagian mobil lainnya setelah terjadinya kecelakaan di pabrik Chuo Spring.

Melansir dari Nikkei Asia, Minggu, 22 Oktober, insiden itu telah menyebabkan terhentinya produksi di sebagian besar dari 14 pabrik perakitan Toyota di Jepang. Delapan jalur produksi di enam pabrik lainnya tetap ditutup, sementara Toyota mengindikasikan rencana untuk memutuskan kapan operasional akan dilanjutkan pada Senin sore ini.

Gangguan operasional ini berawal dari kecelakaan di pabrik Chuo Spring, di Kota Toyota, Prefektur Aichi, Jepang. Hal ini menyebabkan kelangkaan suspensi dan suku cadang lainnya yang mengganggu produksi model seperti RAV4 dan Land Cruiser.

Penghentian ini merupakan kejadian terbaru dari serangkaian masalah produksi yang pernah dialami oleh produsen mobil tersebut dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kesalahan dalam sistem pemesanan suku cadang pada bulan Agustus.

Sebelumnya, perusahaan otomotif terbesar di dunia ini pernah menghentikan operasional semua pabrik perakitan di Jepang karena kerusakan pada sistem produksi beberapa bulan yang lalu.

Masalah tersebut telah diidentifikasi terjadi selama proses pembaruan sistem pemesanan suku cadang. Namun, Toyota mampu memulai kembali operasi di pabrik-pabrik perakitan mereka di Jepang hanya dalam waktu satu hari setelah mengalami kendala. Penutupan penuh produksi di fasilitas domestik mereka dapat berdampak pada pendapatan hingga sekitar 356 juta dolar AS sekira Rp5,67 triliun.