Serangan Siber Bikin 14 Pabrik Toyota di Jepang Tutup, Bakal Bangkrut?
Pabrik Toyota terkena serangan malware yang memaksanya untuk tutup. (foto: dok. Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah serangan siber telah berhasil melumpuhkan semua pabrik Toyota di Jepang, memaksa pembuat mobil kehilangan sekitar 13.000 mobil produksi.

Serangan itu diarahkan pada pemasok utama komponen plastik dan elektronik ke perusahaan. Menurut laporan, Toyota akan menutup semua 14 pabriknya di Jepang mulai hari ini.

Situs berita Nikkei, yang pertama kali melaporkan penutupan tersebut, mengatakan pemasok Kojima Industries Corporation menduga telah terkena serangan siber, dan menyebabkan penghentian produksi.

Pabrik-pabrik di Jepang menyumbang sekitar sepertiga dari produksi Toyota. Belum diketahui pasti apakah pabrik akan tetap tutup setelah hari ini.

Toyota adalah produsen mobil terlaris di dunia. Target produksinya tahun ini adalah 8,5 juta kendaraan. Dan penutupan tersebut dilaporkan akan kehilangan sekitar 13.000 mobil.

"Karena kegagalan sistem di pemasok di Jepang, kami telah memutuskan untuk menangguhkan pengoperasian 28 jalur di semua 14 pabrik domestik," ujar Toyota.

Tidak ada informasi langsung mengenai siapa yang berada di balik serangan siber tersebut, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa pemerintahnya akan menyelidiki apakah Rusia terlibat dalam hal ini.

"Sulit untuk mengatakan apakah ini ada hubungannya dengan Rusia sebelum melakukan pemeriksaan menyeluruh,” kata Kishida.

Melansir The Verge, Selasa, 1 Maret, pasalnya, Jepang mendukung Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat lainnya yang berusaha menjatuhkan sanksi keuangan yang keras kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Jepang mendukung pemblokiran beberapa bank Rusia untuk mengakses sistem pembayaran internasional SWIFT, dan akan mengirim 100 juta dolar AS bantuan ke Ukraina.

Seperti pabrikan lain, produksi Toyota telah dilanda kekurangan semi-konduktor global. Bulan lalu, pihaknya memperkirakan akan meleset dari target produksi tahunan sebesar 9 juta kendaraan karena kekurangan chip memengaruhi kemampuannya untuk meningkatkan produksi.

Penutupan tersebut mencakup beberapa pabrik yang dioperasikan oleh Hino Motors dan Daihatsu Motor yang berafiliasi dengan Toyota.