Bagikan:

JAKARTA - Produsen mobil asal Swedia, Volvo Cars yang saham mayoritasnya dimiliki oleh Geely dari China mengatakan dalam laporan perusahaan kuartal pertama tahun ini, tidak perlu melakukan pemotongan harga seperti yang dilakukan Tesla, mengingat permintaan yang sehat dan pendapatan mereka melebihi perkiraan.

Dalam laporannya, disebut Volvo mulai keluar dari periode pasokan sulit dari kekurangan chip yang mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya yang mempengaruhi output. Saham perusahaan juga naik 8 persen pada saat pembukaan pasar sebelum mundur ke level yang sama.

Volvo mengatakan bahwa produknya telah membaik, tetapi masih mengalami beberapa kekurangan, yang akan terus mempengaruhi produksi pada kuartal kedua.

Volvo menekankan permintaan yang kuat untuk modelnya, dengan penjualan unit naik 10 persen pada kuartal pertama. Dan pada tahun lalu, jenis kendaraan listriknya (EV) mencapai 11 persen dari portofolio perusahaan dan menargetkan akan memproduksi sepenuhnya listrik akhir dekade ini.

Jim Rowan, CEO Volvo, mengatakan bahwa selama permintaan terus tinggi untuk produsen mobil tersebut, ia tidak melihat alasan untuk pemotongan harga dilansir Reuters, Kamis, 27 April.

Rowan juga mengatakan bahwa harga lithium, sumber biaya utama untuk mobil listrik Volvo, mengalami penurunan. Meskipun Chili, salah satu produsen logam terbesar di dunia, mengatakan bahwa mereka akan nasionalisasi industri lithium mereka.

Ia menambahkan bahwa sumber lithium lain mulai tersedia di wilayah lain, sehingga Rowan percaya bahwa biaya tersebut akan terus menurun.

Volvo Cars juga mengatakan pendapatan operasional kuartal pertama menjadi 5,1 miliar krona Swedia (kisaran Rp7,2 triliun), melebihi perkiraan 3,6 miliar krona (sekitar Rp5,1 miliar).

Meskipun demikian, pendapatan operasional mereka turun bila dibandingkan dengan setahun yang lalu mencapai 6 miliar krona (sekitar Rp8,5 triliun).