JAKARTA - Pabrikan otomotif asal China, NIO mengungkapkan bahwa 60 persen pengguna mobil listrik mereka lebih menyukai menukar baterai EV di stasiun penggantian dibanding mengisi ulang baterainya.
“Ini adalah momen membanggakan jika NIO bisa jadi solusi terpercaya bagi pelanggan setia kami," kata CEO NIO, Wiliam Li, dilansir dari InsideEV, Rabu, 26 April.
Sejak didirikan pada 2014, NIO mempertaruhkan strategi besar dengan membangun stasiun penggantian baterai. Ternyata strategi yang awalnya diragukan ini disambut positif konsumen. NIO kini mengoperasikan 1.383 stasiun Power Swap di China dan Eropa, pasar dominan kendaraan mereka.
Perusahaan juga terus memperkuat komitmennya untuk berinvestasi dalam jaringan penggantian daya. Generasi ketiga stasiun Power Swap NIO mampu melakukan 408 kali penggantian baterai per hari, 30 persen lebih banyak dibandingkan dengan generasi sebelumnya, dengan waktu rata-rata penggantian baterai hanya 1,6 detik di seluruh jaringan.
Tentunya, stasiun Power Swap NIO memungkinkan kendaraan untuk secara mandiri parkir ke stasiun dan beralih ke baterai yang segar dan sepenuhnya terisi daya dalam waktu kurang dari lima menit. Dibandingkan dengan pengisian daya konvensional dari pengisi daya cepat DC, penggantian baterai dinilai lebih cepat jika konsumen terburu-buru.
Nio meluncurkan layanan ini pada September 2019 secara gratis agar pembeli model Nio ET7, EC7, ES7, dan ET5 terbiasa. Mulai Agustus 2021, membatasi pertukaran gratis empat penggantian baterai gratis sebulan, dari sebelumnya enam kali sebulan.
BACA JUGA:
Pada awal April ini, brand mobil China tersebut melakukan pertukaran ke-20 juta yang dilakukan di NIO Power Swap Station, Wuchang Service Center di Hangzhou, China.
Pada masa mendatang, NIO berencana untuk membuka 1.000 stasiun lagi di China hingga 70 stasiun lainnya di Eropa pada akhir tahun. Mereka juga akan menawarkan opsi Battery-as-a-Service (Baas), yang artinya pemilik EV harus membayar biaya bulanan untuk baterai.