Bagikan:

JAKARTA - Banyak pemilik atau calon pembeli mempertanyakan keawetan baterai mobil listrik yang dimilikinya atau ingin dibeli. Saat baterai mengalami degradasi, baterai kehilangan kapasitas fungsionalnya, dan penurunan ini akibat usia baterai kendaraan serta berdasarkan jarak tempuh.

Namun, penurunan kapasitas baterai ini rupanya tidak signifikan bagi raksasa Tesla. Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat ini membeberkan data menarik terkait kondisi baterai mobil yang digunakan pada sedan Model S dan SUV Model X setelah lama digunakan oleh pemiliknya.

Diketahui Tesla Model S beredar sejak tahun 2012 dan SUV Model X beredar mulai 2016, sehingga Tesla memiliki cukup waktu untuk menganalisis baterai pada mobil-mobilnya dan melacak bagaimana kemampuan baterai tersebut menurun seiring waktu, dilansir dari Motortrend, Kamis, 27 April.

Pada laporan perusahaan tahun 2022, Tesla bahkan mengklaim bahwa masih memiliki kemampuan hingga 88 persen daya baterai Model S dan 90 persen pada Model X atau masih terjaga dengan baik setelah digunakan sekitar 200.000 mil atau 321.868 km. 

Menurut Tesla, penurunan daya baterai tidak hanya dipengaruhi oleh jarak tempuh, tetapi juga oleh jumlah siklus pengisian dan waktu penggunaan. Meskipun demikian, hasil analisis Tesla menunjukkan bahwa penggunaan baterai pada Model S dan X terbilang cukup andal, dan kemungkinan besar tidak perlu penggantian baterai secara keseluruhan pada kendaraan Tesla di masa depan.

Model S dan Model X menggunakan jenis kimia baterai yang berbeda dengan Model 3 dan Model Y. Dan Panasonic menjadi pemasok utama baterai 1865 NCA lithium-ion untuk mobil-mobil listrik Tesla yang lebih besar tersebut. 

Dalam perhitungan InsideEVs baru-baru ini, dari data Tesla di atas maka daya baterai mengalami penurunan sebesar 12 persen dalam 200.000 mil perjalanan berarti kehilangan sekitar 1 persen daya setiap 16.667 mil (26.817 km) atau setiap 67 siklus pengisian (dengan asumsi jarak tempuh 250 mil per siklus).