Bagikan:

JAKARTA - Dengan semakin canggihnya teknologi, pabrikan otomotif saat ini sedang berlomba-lomba untuk menciptakan atau mengaplikasikan inovasi terbaru yang akan digunakan pada kendaraan mereka, terutama penggerak otonom. Meskipun demikian, hal tersebut masih belum bisa diterapkan saat ini.

Hal itu diungkapkan oleh juru bicara BYD, Li Yunfei. Ia masih mempertanyakan teknologi tersebut dari segi etika, moral, serta keselamatan dengan mengatakan bahwa mengemudi otonom hanyalah proporsi yang salah.

"Kami rasa teknologi ini (berkendara secara otonom) sepenuhnya sangat amat jauh dan pada dasarnya tidak mungkin dilakukan," ungkap Li, yang dilansir dari Arena EV, Senin, 24 April.

BYD juga mengatakan bahwa masalah terbesar pada fitur otonom adalah dari segi keselamatan dan rasa tanggung jawab akan terjadinya kecelakaan pada masa mendatang.

Untuk negara China, teknologi mengemudi otonom pada umumnya tidak diperbolehkan. Mereka hanya mengeluarkan izin khusus pada beberapa kota dengan jumlah yang sangat terbatas. Fitur tersebut baru digunakan di negeri tirai bambu untuk keperluan pengujian serta layanan taksi.

Tentunya pernyataan dari BYD tersebut berbanding terbalik dengan apa yang sedang dikembangkan oleh pabrikan lainnya, seperti Ford dan Tesla.

Terlebih lagi pada era sekarang, beberapa pabrikan sedang mengarahkan kiblatnya ke Tesla dalam hal berinovasi untuk kendaraan masa depan dengan menghadirkan beberapa fitur canggih.