Argentina, Messi dan Piala Dunia 2022 Qatar
Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022. (Instagram FIFAWorldCUP)

Bagikan:

Piala Dunia 2022 Qatar usai. Argentina menjadi kampiun untuk ketiga kalinya. Lionel Messi membuktikan dirinya. Menyamai legenda Argentina Diego Armando Maradona. Membawa negaranya menjadi nomor satu di dunia untuk sepakbola.

Pertandingan sendiri berlangsung sengit. Argentina sempat unggul 2-0, namun Prancis lewat Mbappe dalam 2 menit mampu mencetak dua gol untuk Prancis sehingga skor menjadi 2-2. Alhasil dilakukan perpanjangan waktu yang akhirnya sama-sama diketahui. Skor kembali imbang 3-3. Messi dan Kylian Mbappe sendiri kembali mencetak gol untuk Argentina dan Prancis sehingga perebutan juara harus dilakukan lewat adu penalti yang dimenangkan Argentina.

Lionel Messi tentu menjadi orang yang paling berbahagia. Bersama Cristiano Ronaldo, Messi bersaing meraih yang terbaik dalam 10 tahun terakhir. Satu-satunya yang belum ia rasakan adalah mengangkat trofi piala dunia. Prestasi yang menjadi pelengkap karier sepakbolanya yang cemerlang. Jika tahun ini gagal, tidak ada lagi kesempatan. Di umur sekarang yang sekarang menginjak usia 35 tahun, rasanya sulit Messi bakal kembali ikut berlaga di piala dunia berikutnya. Dan akhirnya semua tahu, Messi mengalahkan Ronaldo. Membawa negaranya menjadi juara dunia. Sesuatu yang tidak mungkin disamai Cristiano Ronaldo.

Piala Dunia

Piala dunia adalah event olahraga tunggal terbesar di dunia. Miliaran penduduk bumi menonton final yang digelar di Qatar. Termasuk juga masyarakat di tanah air. Untuk Indonesia, jangankan menjadi juara, untuk lolos berlaga di piala dunia juga masih mimpi. Tapi minimal sebulan ini euforia piala dunia ikut dirasakan insan sepakbola dan masyarakat Indonesia. Berharap menjadi pemicu untuk meningkatkan prestasi.

Semua merasakan bagaimana tim yang diunggulkan pulang kampung. Bersedih karena Jerman, negara peraih empat kali juara tersingkir di awal kejuaraan. Atau bagaimana penggemar bola kaget, Maroko, negara Afrika yang menjadi underdog bisa masuk semifinal. Menjadi negara Afrika pertama yang menembus semifinal. Walau kemudian kalah dari Kroasia, tapi Maroko sudah meraih kebanggaan dan kehormatan dengan kejutan-kejutannya.

Begitu pula Argentina. Mungkin pendukung Argentina sangat kesal sekaligus pesimis ketika di awal kejuaraan tim jagoannya kalah dari Arab Saudi. Tapi siapa yang menduga jika akhirnya justru di ujung menjadi juara.

Dan mungkin event Piala Dunia 2022 Qatar bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari Qatar. Bagaimana pemerintah Qatar tegas dengan segala kebijakan yang diambil. Tentu masih ingat soal kebijakan melarang kampanye LGBT.

Ketegasan yang walau banyak dicerca namun dihormati peserta dan negara lain. Nah, tahun depan ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 soal ketegasan bisa dijadikan contoh.

Karena semua tahu, tahun 2023 adalah tahun politik. Jelang pemilu serentak, tentu event sepakbola yang menjadi olahraga populer di tanah air rentan disusupi hal-hal yang terkait politik. Atau jangan sampai dijadikan ajang kampanye salah satu calon atau parpol. Semoga semua menikmati olahraga terutama sepakbola sebagai sebuah hiburan. Ajang sportivitas. Semoga. (*)