Sungai Kayan adalah sebuah sungai yang mengalir di pulau Kalimantan, tepatnya di wilayah provinsi Kalimantan Utara. Sungai Kayan berhulu di Gunung Ukeng dan muara ke Laut Sulawesi dengan panjang sekitar 576 km. Aliran sungai melintasi Kota Tanjung Selor.
Di Sungai Kayan ini pula sedang dibangun Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan yang dikerjakan oleh PT Kayan Hydro Energy (PT KHE). PLTA yang terdiri dari 5 cascade yang jika selesai bakal menjadi PLTA terbesar se-Asia Tenggara.
Dilansir dari Wikipedia, luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Kayan mencapai 36.993,71 km persegi dengan bentuk melebar di bagian hulu dan menyempit di bagian tengah hingga hilir. Sungai Kayan melintasi Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan. Hulu sungai berada di Desa Long Ampung, Kecamatan Kayan Selatan, Kabupaten Malinau. Sedangkan muaranya berada di Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan.
Pekan lalu sejumlah wartawan dari media asing dan nasional diundang PT KHE yang membangun PLTA Kayan untuk melihat langsung perkembangan projek PLTA. Dengan nilai investasi lebih dari 17 miliar dollar AS, selain dari internal, PT KHE berpartner dengan Sumitomo dari Jepang.
Berangkat dari Tanjung Selor menggunakan speedboat, bersama Direktur Utama PT KHE Andrew Suryali, Direktur Operasional PT KHE Khaerony, Senior Researcher & Creative Action Green World & Climate Change Care Prof Effendi Gazali, Komedian Iwel Sastra, Guru Besar Lingkungan Universitas Udayana Bali Prof Made Sudiana Mahendra, Pakar Air dan Lingkungan Universitas Mulawarman Dr. Mustaqin, Pakar Budaya dari Universitas Mulawarman Dr. Guntar Ryadi, dan wartawan mengarungi Sungai Kayan selama kurang lebih 3 jam untuk sampai ke lokasi pembangunan PLTA.
Di lokasi rombongan melihat langsung progres pembangunan PLTA Kayan. PT KHE saat ini sudah melakukan pembebasan lahan dan tengah menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan. Pembangunan jalan ini penting karena menjadi kunci agar pembangunan PLTA Kayan 1 segera dilaksanakan.
Untuk informasi, PT KHE tengah mengerjakan pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jalan dari jalan PU (Kementerian Pekerjaan Umum) terdekat menuju titik bendungan Kayan 1 yang jaraknya kurang lebih 12 km.
PLTA ini nantinya memiliki sumber daya listrik yang terintegrasi dan menjadi sumber listrik utama Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi Kalimantan Utara. Kawasan industri dikelola oleh PT Indonesia Strategis Industri (PT ISI). Sedangkan Pelabuhan internasional dikelola PT Pelabuhan International Indonesia (PT PII).
PLTA Kayan yang dibangun oleh PT KHE memanfaatkan area sepanjang Sungai Kayan dan terdiri atas 5 bendungan dengan 5-6 unit turbin pembangkit tiap bendungannya.
Tahap pertama PLTA Kayan berkapasitas 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.
Dari pantauan langsung di lapangan memang terlihat nyata kalau PT KHE terus bekerja. Lahan sudah dibebaskan. Pembangunan jalan terus berproses. Pekerjaan ini juga melibatkan penduduk lokal. Masyarakat di dua desa yang akan direlokasi mayoritas setuju direlokasi. Lahan untuk pindah pun sudah disiapkan.
Soal lingkungan juga diperhatikan dengan detail. Dijaga betul. Pakar Air dan Lingkungan Universitas Mulawarman, Mustaqim memastikan pembangunan bendungan ini tidak akan mempengaruhi ekosistem air dan lingkungan di sekitarnya.
Jadi, jika PLTA Kayan ini selesai, mungkin Indonesia bakal menjadi negara yang paling siap menghadapi Net Zero Emission (NZE). Apalagi seperti disampaikan Direktur Utama PT KHE Andrew Suryali, PLTA Kayan menjadi pemasok utama listrik untuk Kawasan industri yang dikelola PT ISI. Sebuah kawasan industri dengan sejumlah tenant yang sudah sepakat untuk beroperasi di kawasan ini.