Bagikan:

JAKARTA - PSSI melalui Ketua Umum (Ketum), Erick Thohir, menyatakan bahwa kompensasi untuk Shin Tae-yong yang sempat menahkodai Timnas Indonesia sudah tuntas ditunaikan. Erick Thohir menyebut kompensasi yang diberikan sudah sesuai dengan kontrak. 

Shin Tae-young sejatinya sudah melepas status sebagai pelatih Timnas Indonesia sejak 6 Januari 2025 meski dalam perjanjian perpanjangan kontraknya, dia diikat hingga 2027.

Berdasarkan pada perjanjian itu, PSSI jelas harus membayar pesangon pelatih asal Korea Selatan itu. 

"Kalau dari kami merasa sudah selesai. Kami sudah sesuai dengan kontrak. Kami sudah sesuaikan bulan Januari 2025, bonus, semua."

"Bahkan, asisten coach yang kontraknya bulan Desember 2024 itu, kalau tidak salah nanti saya cek lagi, saya rasa kami kasih sampai Januari 2025," kata Erick Thohir dikutip pada Senin, 24 Februari 2025. 

Erick Thohir juga menyatakan bahwa PSSI tak mungkin menunggak kewajiban kepada Shin Tae-yong mengingat ini adalah organisasi yang profesional dan punya harga diri.

"Saya rasa PSSI punya harga diri, PSSI juga profesional. Tidak sempurna. Namun, tidak mungkin kalau peningkatan seperti ini, FIFA, AFC, dan AFF tidak percaya dengan kami," ujarnya.

"Jadi, kami jalankan sebaik-baiknya dan saya mengucapkan terima kasih kepada coach Shin. Selalu saya bilang, ini bagian dari profesionalisme dan kita sekarang fokus kepada coach Patrick (Kluivert)," tuturnya. 

Setelah urusan dengan Shin Tae-yong tuntas, PSSI kini fokus ke era baru Timnas Indonesia bersama Patrick Kluivert.

Selain itu, PSSI juga fokus pada program-program yang sedang dijalankan, terutama dalam rangka mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia 2026.

"Timnas Indonesia U-20 kami evaluasi, sekarang ada Timnas Indonesia U-17 yang kami dorong juga Piala Dunia U-17. Sama."

"Apakah salah kalau kami di PSSI yang mendengar suara suporter, masyarakat Indonesia, menginginkan kita juga main di Piala Dunia, saya rasa tidak salah."

"Kita (Indonesia) pernah jadi tuan rumah Piala Dunia U-17, tapi untuk kualifikasi sebagai tim 'kan ingin, boleh dong."

"Saya rasa program kami, sepertinya program dua tahun ini 'kan semua berjalan. Jadi, saya rasa belum pernah PSSI punya program yang seagresif ini," katanya.