JAKARTA – Komite Olimpiade Indonesia (NOC) membuka jalan siap menaturalisasi atlet-atlet untuk semua cabang olahraga (cabor) mengikuti jejak dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Ketua Umum NOC, Raja Sapta Oktohari, mengatakan bahwa langkah yang ditempuh oleh PSSI sejauh ini terbukti berhasil sehingga cabor lain bisa meniru cara itu.
"Mengenai naturalisasi, saya cari. Saya mau kalau ada naturalisasi. Kalau teman-teman ada info soal pemain naturalisasi, kasih tahu saya. Untuk semua cabor," ujar Raja Sapta Oktohari di Jakarta pada Senin, 14 Oktober 2024, siang WIB.
BACA JUGA:
Indonesia tanpa naturalisasi pun sebenarnya sudah bisa berbicara banyak di panggung penting multicabang, seperti Olimpiade.
Terbaru di Paris 2024, Indonesia bisa membawa pulang dua medali emas melalui angkat besi dan panjat tebing. Catatan itu mengulangi kesuksesan yang pernah ditorehkan di Barcelona 1992.
Okto, sapaan Raja Sapta Oktohari, mengatakan bahwa prestasi tersebut sebenarnya sudah sangat memuaskan. Namun, keinginan untuk meningkat pasti ada. Karena itu, naturalisasi bisa menjadi solusi sekaligus perangsang.
"Ini seperti stimulan untuk membangkitkan gairah kita. Kadang-kadang kita perlu yang seperti ini. Didorong supaya orang kita lebih maju lagi. Bukannya kita tidak punya kemampuan. Kita punya, tetapi kita butuh stimulan," kata dia.
Naturalisasi yang dijalankan oleh PSSI sejauh ini masih menuai pro dan kontrak. Bagi pihak kontra, jalan ini dinilai mematikan bibit-bibit dalam negeri, sedangkan di kelompok pro jalan ini dinilai sah-sah saja dan mendongkrak prestasi.
Kritik naturalisasi ini sebelumnya juga sempat disampaikan oleh anggota Komite Eksekutif NOC, Hifni Hasan, saat menghadiri sebuah acara bersama pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
NOC Indonesia kemudian mengklarifikasi pernyataan dari anggotanya itu. Mereka menegaskan apa yang diutarakan oleh Hifni sama sekali tidak mewakili instansi.