JAKARTA - Legenda Manchester United, Gary Neville, langsung beralih profesi menjadi manajer selepas gantung sepatu dari pemain The Red Devils pada 2011.
Karier awal manajerialnya dilakoni ketika menjadi asisten di Timnas Inggris pada 2012-2016.
Pada 2015, Neville kemudian dipercaya sebagai Manajer Valencia. Namun, perjalanannya tidak mulus.
Dia menuai kecaman dari suporter dan manajemen akibat performa Valencia yang jeblok di tangannya.
Menariknya, sekarang statistik Neville sedang dibandingkan dengan milik Erik ten Hag selepas dia memberikan tanggapan negatif terkait performa Manchester United.
Usai kalah telak 0-3 melawan Tottenham Hotspur pada akhir pekan kemarin, Neville menyebut penampilan The Red Devils benar-benar menjijikan.
BACA JUGA:
Komentar itu pun membawa banyak pundit sepak bola Inggris mulai membandingkan kiprah Neville dan Ten Hag.
Ternyata, catatan Neville di Valencia masih lebih baik ketimbang Ten Hag dalam 28 pertandingan sebelum ia dipecat dari klub La Liga itu pada Maret 2016.
Neville telah memimpin Valencia dalam 28 pertandingan, kalah dalam 11 pertandingan, mencetak 38 gol dan kebobolan 39 gol.
Kepemimpinan Neville mencapai titik terendah pada Februari 2016, ketika timnya dibantai 0-7 oleh Barcelona. Dia tidak pernah kembali melatih sejak pemecatan itu.
Dalam kasus Ten Hag dengan jumlah pertandingan serupa, Manchester United 13 kali kalah, 35 gol dan kebobolan 45 gol.
Tak heran, komentar pedas Neville terhadap kepemimpinan Ten Hag dianggap layak.
Manchester United kini berada di posisi ke-12 Liga Inggris dengan hanya tujuh poin dari enam pertandingan pembukaan.
Neville mengatakan babak pertama melawan Tottenham adalah terburuk yang pernah ia lihat di bawah Ten Hag.
Kekalahan itu sekaligus melahirkan ultimatum buat manajer asal Belanda tersebut. Petinggi Manchester United kabarnya memberikan dua kesempatan lagi untuk menentukan masa depan sang pelatih.
Dua laga yang yang dimaksud ialah partai tandang ke markas Porto di Liga Europa (4 Oktober 2024) dan melawat ke kandang Aston Villa di liga pada akhir pekan ini.
Meski masa depannya di ujung tanduk, Ten Hag tampak santai. Dia yakin bahwa para petinggi masih memberinya waktu pada musim ketiganya ini di Old Trafford.
"Tidak, saya tidak memikirkan hal ini. Kami semua membuat keputusan bersama-sama di musim panas untuk tetap bersama, pemilik, pemimpin, dan kelompok ini."
"Kami juga membuat keputusan dari tinjauan yang jelas tentang apa yang harus kami tingkatkan dan bagaimana kami ingin membangun skuad."
"Namun, kami tahu itu akan memakan waktu, bagaimana bursa transfer berjalan, beberapa pemain datang terlambat seperti Ugarte."
"Kami harus melakukan beberapa perbaikan dalam organisasi, beberapa cedera, kami butuh waktu," tutur Ten Hag.
Hanya saja, sikap tenang Ten Hag hanya muncul di depan publik saja. Ia disinyalir tetap waswas dengan nasibnya.
Soalnya, sejumlah tokoh penting di Manchester United sudah buka suara terkait keinginan untuk mendepak Ten Hag.
Sir Alex Ferguson misalnya, dia sudah merekomendasikan Massimiliano Allegri untuk mengambil alih kursi kepelatihan The Red Devils.
Selain Neville yang sudah muak, terbaru muncul pendapat senada dari Jamier Redknapp. Sang pundit sepak bola Inggris menekankan bahwa Ten Hag bukan orang yang tepat di Old Trafford.
"Saya melihat penampilan saat ini yang membuat seorang manajer dipecat. Saya merasa kasihan pada manajer itu. Dia tampak tidak berdaya, dia tampak putus asa," ujar Redknapp kepada Sky Sports.
Laga melawan Porto dan Aston Villa bak pertaruhan hidup-mati bagi Ten Hag. Publik tentu akan melihat sejauh mana petinggi Manchester United bertindak selepas dua laga tersebut.