Bagikan:

JAKARTA - Striker Paulo Dybala meninggalkan AS Roma. Dirinya memilih pindah ke Arab Saudi untuk bergabung dengan Al Qadsiah. Dybala pun mendapat gaji tinggi dari tim yang sukses promosi ke Liga Pro Arab Saudi ini.

Dybala sesungguhnya ingin fokus di lini depan Roma saat memasuki musim anyar. Namun dia justru terancam kehilangan tempat di skuat.

Kedatangan dua pemain depan, Matias Soule and Artem Dovbyk, menjadikan Dybala kian sulit bersaing di lini depan. Apalagi, Roma masih memiliki Tammy Abraham yang musim ini siap menunjukkan performa terbaik setelah pulih dari cedera.

Pada laga pertama Serie A Italia melawan Cagliari, Dybala sudah duduk di bench. Pelatih Daniele De Rossi lebih mengandalkan Soule dan Dovbyk yang menjadi starter. Meski keduanya gagal menunjukkan ketajamannya, De Rossi tetap mempertahankan mereka sampai menjelang akhir pertandingan.

Dybala sendiri baru dimasukkan di babak kedua menggantikan pemain sayap Nicola Zalewski. Hanya Dybala pun belum mampu mencetak gol di laga pertama itu.

Usai laga itu, Dybala justru dikabarkan segera hengkang. Klub Al-Qadsiah yang berstatus juara dari kasta kedua di Liga Arab Saudi ini siap merekrutnya dengan tawaran gaji hingga 75 juta euro atau sekira 1,3 triliun rupiah setiap tahun. Ini menjadikan Dybala sebagai salah satu pemain bergaji tertinggi di Liga Pro Arab Saudi.

Menurut mantan agennya, Claudio Anellucci, hal yang wajar bila Dybala akhirnya memilih meninggalkan Roma. Menurut dia situasi Dybala di Roma tak berbeda dengan saat-saat terakhir pemain timnas Argentina ini di Juventus. Pemain yang akan berusia 31 pada November mendatang tak lagi mendapat kepercayaan bermain sehingga memutuskan untuk pergi pada 2022.

"Dia seorang pemain yang merasakan bahwa dirinya harus menjadi pusat dari segala di sekelilingnya. Saat dia tak lagi mendapat kepercayaan, maka Anda sudah kehilangan Dybala hingga 50 persen, baik sebagai pemain maupun pribadi," ucap Anellucci kepada Radio TMW yang dikutip Football Italia.

"Buktinya saat dia melakukan pertemuan dengan pelatih. Dia menyadari sudah bukan lagi Dybala dengan 100 persen kemampuannya. Jadi, dia lebih baik pergi dan mendapatkan banyak uang ketimbang tetap bertahan dan hanya menjadi tua," katanya.

"Hal sama dialaminya di Juventus. Dia membiarkan kontraknya berakhir sehingga dia bisa bergabung dengan Inter Milan," ujar Anellucci.

Bukannya pindah ke Inter, namun La Joya akhirnya berlabuh di Roma pada 2022. Meski demikian, dia menunjukkan penampilan terbaik di klub ibukota itu. Dirinya bermain 78 kali dengan mencetak 34 gol dan membuat 18 assists.

Hanya saja, performa dia kembali menurun karena didera cedera Dengan usianya yang tak lagi muda, performa Dybala sudah tak lagi sama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Penampian dia di Roma sesungguhnya cukup bagus dan sesuai ekspetasi meski dia gampang cedera dan beberapa kali kambuh. Namun saat pemain merasa takut cedera, ini tentu menjadi problem. Padahal, dia bisa melakukan lebih baik di Roma," ucapnya.

Transfer Dybala memang sempat alot. Roma meminta harga 18 juta euro untuk penjualan Dybala. Namun Al Qadsiah menawar dengan sangat murah, yaitu sebesar 3 juta euro ditambah bonus sehingga mencaai 4 juta euro.

Namun kedua belah pihak akhirnya melakukan negosiasi. Mereka sepakat di harga 6 juta euro untuk transfer Dybala ditambah bonus yang didasarkan penampilan. Dengan demikian, total harga Dybala bisa mencapai 10-12 juta euro.