Bagikan:

JAKARTA – Indonesia tidak memenuhi target di Olimpiade Paris 2024 sekalipun sukses membawa pulang dua medali emas dan satu medali perunggu ke Tanah Air.

Olimpiade Paris 2024 yang dibuka pada 26 Juli 2024 baru saja berakhir dalam upacara penutupan pada Senin, 12 Agustus 2024, dini hari WIB atau Minggu, 11 Agustus 2024, waktu Paris.

Indonesia menyelesaikan perjalanan dalam multievent terbesar dunia itu di posisi ke-39 klasemen akhir atau terbaik kedua dari negara-negara Asia Tenggara mengekori Filipina di posisi ke-37, yang punya dua emas dan dua medali perunggu.

Keberhasilan membawa pulang dua medali emas ini membuat Indonesia berhasil mengulangi kesuksesan yang sama pada Olimpiade Barcelona 1992, Spanyol.

Catatan dua medali emas dalam satu edisi Olimpiade masih merupakan raihan tersukses Indonesia sepanjang sejarah keikutsertaan di ajang empat tahunan ini.

Bedanya, dua medali emas tahun ini disumbangkan oleh cabang olahraga (cabor) di luar bulu tangkis. Ini pertama kalinya dalam sejarah Indonesia bisa mendapat emas bukan dari cabor andalan tersebut.

Walaupun berhasil mengulangi sejarah, Indonesia tetap saja tidak memenuhi satu dari dua target yang dibawa ke Paris. Satu target yang gagal diwujudkan ialah membawa pulang lebih dari dua medali emas untuk melewati catatan di Barcelona.

Target ini sempat diutarakan oleh Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC), Raja Sapta Oktohari, pada Januari 2024.

"Cita-cita bersama kami ialah mencetak sejarah dari perolehan medali. Kalau sebelumnya paling banyak dua medali emas, kali ini kita punya potensi lebih dari dua," ujar Okto pada saat itu.

Adapun target lain yang berhasil dicapai adalah mendapat medali emas dari cabang olahraga selain bulu tangkis. Hasilnya, dua medali emas masing-masing dari cabang angkat besi dan panjat tebing.

Seperti diketahui, medali emas dari angkat besi disumbangkan oleh lifter Rizki Juniansyah, sementara satu lainnya didapat oleh Veddriq Leonardo dari panjat tebing speed putra.

Sementara itu, satu medali perunggu diamankan Indonesia melalui pebulu tangkis tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, yang merupakan juara dunia junior pada 2017.