Bagikan:

JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyampaikan permohonan maaf atas jebloknya prestasi Indonesia di Olimpiade Paris 2024.

Indonesia sejauh ini baru mendapat satu medali perunggu dan satu medali emas melalui pebulu tangkis tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung serta Veddriq Leonardo (panjat tebing).

Perolehan medali emas yang baru saja didapat itu membuat posisi Indonesia di klasemen naik menjadi peringkat ke-46.

Namun, hal itu tak cukup untuk membuat Kontingen Indonesia dibilang tampil apik. Soalnya, sejumlah target meleset.

"Sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga saya mengambil tanggung jawab penuh dan memohon maaf kepada masyarakat Indonesia karena perolehan (medali) sementara yang didapat di Olimpiade tidak sesuai harapan dan ekspektasi," tulis Dito di fitur Instagram Story.

Perunggu yang didapat oleh Gregoria setidaknya tidak mengulang mimpi buruk bulu tangkis di Olimpiade London 2012. Ketika itu, cabor ini tidak membawa pulang medali sama sekali.

Dito mengatakan bahwa hasil di Olimpiade 2024 benar-benar tidak sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan selama ini.

"Kami dapat memastikan persiapan para atlet sudah didukung semaksimal mungkin sampai mereka bisa menjadi Olimpian, panggung tertinggi seorang olahragawan di dunia," kata dia.

Selain bulu tangkis yang jadi harapan Indonesia untuk mendapat medali, juga ada di nomor speed putri panjat tebing. Namun, setali tiga uang nomor ini gagal semua.

Dua atlet yang turun di nomor ini, yakni Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah, berturut-turut tersisih di babak perempat final dan perebutan perunggu.

Harapan di angkat besi dari Eko Yuli Irawan di nomor 61 kilogram juga ikut pupus. Hasil itu tak lepas dari cedera sang atlet yang kambuh saat melakukan angkatan clean and jerk pada Rabu, 7 Agustus 2024, malam WIB.

"Di luar itu, saya sebagai Menpora juga sangat bangga atas pencapaian para Olimpian muda yang tentunya bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda di seluruh bidang untuk dapat kontestasi di panggung dunia," tutur Dito.

Beruntung, Veddriq Leonardo berhasil memecahkan telur Indonesia untuk meraih medali emas. Dia mengalahkan atlet China, Wu Peng, di final pada Kamis, 8 Agustus 2024, petang WIB.

Berarti, saat ini Indonesia tinggal punya tiga atlet tersisa. Mereka adalah Rizki Juniansyah (angkat besi kelas 73 kg putra), Bernard van Aert (balap sepeda nomor omnium putra), dan Nurul Akmal (angkat besi kelas +81 kg putri).

Jika ketiga atlet di atas juga ikut gagal maka Indonesia akan pulang hanya dengan dua medali.

Setidaknya, catatan itu masih lebih baik dari kenangan buruk di Olimpiade 1988 ketika Indonesia cuma membawa pulang satu medali perak dari panahan beregu.