JAKARTA – Pebulu tangkis Gregoria Mariska Tunjung mendorong regenerasi nomor tunggal putri Indonesia harus dikebut demi peningkatan prestasi.
Peraih medali perunggu Olimpiade 2024 Paris itu saat ini masih menjadi satu-satu harapan terbesar Indonesia di ajang-ajang penting berlevel internasional.
Gregoria mengatakan bahwa potensi yang dimiliki oleh Indonesia tentu sangat banyak sehingga ia pun berharap pemangku kepentingan bisa jeli memantau bakat-bakat baru.
"Bicara mengenai sektor saya di tunggal putri, pastinya saya berharap [pihak terkait] bisa melihat potensi tunggal putri Indonesia. Pasti banyak yang menonjol," kata Gregoria.
Nomor tunggal putri Indonesia tercatat harus menunggu cukup lama untuk kembali mendapat medali dari Olimpiade, ajang bergengsi empat tahunan.
Tunggal putri terakhir sebelum Gregoria yang membawa pulang medali ke tanah air adalah Maria Kristin Yulianti pada Olimpiade 2008 di Beijing, Cina.
Maria Kristin pada saat itu juga membawa pulang medali perunggu. Total secara keseluruhan, tunggal putri baru menyumbang lima medali buat Indonesia dari ajang Olimpiade.
Dari jumlah itu, hanya ada satu medali emas yang didapat oleh Susi Susanti di Olimpiade Barcelona pada tahun 1992. Sisanya satu perak dan tiga perunggu.
"Saya harap ada regenerasi yang bagus dari sektor saya. Saya sendiri sekarang melihat adik-adik saya prestasinya semakin meningkat, dan sebagai senior, saya merasa bangga. Semoga regenerasinya semakin bagus dan bisa turut menambah gelar-gelar internasional," kata Gregoria.
BACA JUGA:
Gregoria sendiri pada saat ini sudah berusia 24 tahun. Artinya dia berada di usia 28 tahun pada Olimpiade berikutnya nanti di Los Angeles, Amerika Serikat.
Indonesia pada saat ini masih punya beberapa nama potensial dari tunggal putri. Tiga di antaranya yang cukup familiar ialah Ester Nurumi Tri Wardoyo, Komang Ayu Cahya Dewi, dan Putri Kusuma Wardani.
Dari ketiga nama ini hanya Ester yang berusia paling belia, yakni 18 tahun. Sementara itu, Komang dan Putri KW masing-masing sudah berusia 21 dan 22 tahun.