Bagikan:

JAKARTA - Petinju asal Aljazair, Imane Khelif, meraih medali emas Olimpiade Paris 2024 dalam kategori kelas welter putri, setelah mengalahkan petinju China, Yang Liu, dalam laga final yang memukau. Khelif, yang sebelumnya meraih perak di Kejuaraan Dunia 2022, menjadi sorotan setelah terlibat dalam kontroversi terkait identitas gender, namun ia memberikan jawaban tegas melalui kemenangan ini.

Kemenangan Khelif diputuskan dengan suara bulat oleh para juri, menjadikannya wanita Aljazair pertama yang meraih gelar juara tinju Olimpiade, sekaligus petinju pertama dari negaranya yang memenangkan emas sejak Hocine Soltani pada Olimpiade Atlanta 1996. Tinju wanita sendiri baru dipertandingkan di Olimpiade sejak London 2012.

"Ini adalah impian saya. Delapan tahun, impian saya. Saya sangat bahagia. Delapan tahun bekerja keras, tanpa tidur, dan penuh lelah. Kini saya juara Olimpiade," ujar Khelif dengan penuh emosional. "Medali emas ini adalah jawaban terbaik atas kampanye keras yang ditujukan kepada saya."

Khelif juga menanggapi kontroversi seputar dirinya dengan tegas, "Saya adalah wanita seperti wanita lainnya. Saya lahir sebagai wanita dan hidup sebagai wanita, namun ada musuh yang tidak bisa menerima kesuksesan saya."

Pertandingan tersebut berlangsung dengan atmosfer yang memanas di lapangan Philippe Chatrier di Roland Garros, di mana penonton yang penuh antusias mendukung Khelif dengan teriakan dan sorak sorai. Lawannya, Yang Liu, bahkan sempat dicemooh oleh sebagian penonton saat memasuki arena.

Khelif, yang sejak awal menguasai pertandingan dengan pukulan jab dan hook yang tepat, mampu mendominasi laga hingga akhirnya menang dengan percaya diri. Setelah pertandingan, ia dipanggul oleh timnya keliling arena sambil menerima sorakan meriah dari penonton.

Lagu 'Abdelkader' dari album kultus "1,2,3 Soleil" turut berkumandang, menambah meriah suasana di stadion saat Khelif melakukan shadow-boxing ke arah penonton. Suara ululasi yang biasanya terdengar di pernikahan dan perayaan di dunia Arab menggema di seluruh arena sebelum lagu kebangsaan Aljazair dimainkan.

Khelif, bersama tiga pemenang lainnya, kemudian saling berpelukan di podium dalam momen penuh kebahagiaan.

Kemenangan ini menjadi simbol keteguhan Khelif di tengah kontroversi, di mana sebelumnya ia dan petinju Taiwan, Lin Yu-ting, sempat didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia 2023 oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) karena hasil tes gender yang diperdebatkan. Namun, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menolak hasil tes tersebut dan tetap mengizinkan Khelif bertanding di Olimpiade Paris.

Olimpiade Paris 2024 menjadi panggung bagi Khelif untuk menunjukkan bakat dan keteguhannya, memberikan inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.