Bagikan:

JAKARTA - Chef de Mission (CdM) Indonesia, Anindya Bakrie, mengapresiasi raihan dua medali emas Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Menurutnya, pencapaian ini jadi bukti dari meluas dan meningkatnya kualitas pembinaan cabang olahraga.

Hal tersebut dikatakan Anindya Bakrie karena berbanding lurus dengan torehan emas Indonesia yang kali ini dipersembahkan dari cabang olahraga bukan langganan.

Emas pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024 diraih oleh Veddriq Leonardo dari cabang olahraga panjat tebing nomor speed. Sementara emas kedua dipersembahkan oleh Rizki Juniansyah dari cabor angkat besi.

"Tentu ini suatu sejarah. Kenapa? Satu, selama 32 tahun belum pernah kita mendapatkan dua emas. Apalagi, dua emas dari cabang olahraga yang berbeda di luar bulu tangkis," kata Anindya Bakrie saat konferensi pers daring dari Paris pada Jumat, 9 Agustus 202, malam WIB.

"Jadi, artinya Indonesia selama 32 tahun telah memperluas atau memperkuat kualitas pembinaan cabang olahraganya," ujar Anindya.

Dalam kesempatan yang sama, Anindya juga mengapresiasi perolehan Veddriq Leonardo di cabor panjat tebing. Soalnya, selain bisa menyumbangkan emas perdana untuk Indonesia, catatan waktunya hanya 4,75 detik di final juga membuat atlet 27 tahun ini sukses memecahkan sejarah.

"Terutama untuk panjat tebing juga mendapatkan prestasi yang luar biasa. Ini pertama kali dipertandingkan individu."

"Jadi, saya bilangnya, Veddriq ini bukan saja juara dunia. Menang bukan medali emas Olimpiade saja yang didapat, tapi orang pertama yang pernah mendapatkan medali untuk speed climbing individu tercepat dalam sejarah. Ini akan selalu tercatat," tuturnya.