JAKARTA - Sudah sepekan lebih Olimpiade Paris 2024 berakhir. Imane Khelif, petinju asal Aljazair, meraih medali emas di kelas 66 kg putri. Begitu juga dengan Lin Yu Ting (China Taipei) yang mendapat emas di kelas 57 kg putri.
Namun, perdebatan gender Khelif dan Yu Ting yang ramai diperbincangkan sepanjang Olimpiade 2024 belum selesai hingga kini.
Ibunda Imane Khelif, Nasria, mengecam para kritikus yang masih tak percaya bahwa anaknya adalah perempuan.
"Anak saya perempuan. Dia dibesarkan sebagai perempuan. Imane adalah seorang gadis yang mencintai olahraga sejak dia berusia enam tahun."
"Saya akan selalu ada untuknya. Dia telah menghormati bendera nasional (Aljazair). Dia adalah panutan kami," ujar Nasria kepada The Daily Mail.
Dampak polemik gender tersebut sempat membuat Khelif depresi. Dia bahkan sempat ke psikiater untuk memperbaiki mentalnya.
Soalnya, beberapa tokoh dunia sempat terang-terangan meragukan gender Khelif melalui media sosial. Sebut saja Elon Musk dan Donald Trump.
Beruntung, banyak juga dukungan mengalir deras kepadanya. Hal itu membuat Khelif bisa fokus untuk penampilannya di atas ring pada Olimpiade Paris 2024.
BACA JUGA:
Saat ini, dia hanya ingin memedulikan orang-orang yang mengenal dan mendukungnya saja. Petinju 25 tahun itu mengacuhkan polemik gender yang saat ini masih muncul meski tak segempar sebelumnya.
Hal itu ia lakukan agar mentalnya tak kembali jatuh dan bisa melanjutkan karier tinju dengan baik.
"Apa yang bisa saya katakan tentang tahap ini? Itu tidak cukup. Itu adalah tahap yang sangat sulit. Saya tidak sabar untuk melewatinya. Skenarionya sangat menakutkan."
"Alhamdulillah, semua orang Aljazair dan dunia Arab mengenal Imane Khelif yang sebenarnya, dengan kewanitaannya, keberaniannya, dan tekadnya."
"Tepat setelah kemenangan saya di Olimpiade (2024), ada kegemparan besar dari politisi di seluruh dunia, dari atlet besar di seluruh dunia, dan bahkan dari artis dan bintang global.
"Elon Musk, Donald Trump, hal ini memengaruhi saya, sejujurnya. Itu sangat memengaruhi saya. Itu sangat menyakiti saya. Saya tidak dapat menggambarkan kepada Anda seberapa besar ketakutan yang saya alami."
"Saya takut akan berkata pada diri sendiri. Mengapa ada kegemparan besar dari seluruh dunia?"
"Saya takut. Namun, syukurlah, saya mampu mengatasi tahap ini. Terima kasih kepada para psikiater yang membantu saya mengatasi tahap ini," ujar Khelif.
Sebelumnya diketahui, Imane Khelif menjadi bahan perbincangan ketika Asosiasi Tinju Internasional (IBA) mengecam penampilan Khelif dan Lin Yu Ting (China Taipei) di Olimpiade Paris 2024.
Mereka menyebut kedua petinju itu tidak bisa bertarung di nomor putri karena gagal dalam tes kelayakan gender.
Khelif dan Yu Ting pun didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia Tinju Wanita 2023 karena gagal dalam tes tersebut sebelum tampil di Paris.
Pernyataan IBA itu sontak membuat jagat tinju ramai. Klaim yang menyebut kedua petinju itu dilahirkan sebagai laki-laki menyebar.
Bahkan, tak sedikit juga yang menyebut Khelif dan Yu Ting merupakan transgender.
Kekisruhan itu pun melebar. Komite Olimpiade Internasional (IOC) membela kedua petinju tersebut dan tetap mengizinkan bertanding di Olimpiade 2024.
IOC menegaskan bahwa tes kelayakan gender yang dilakukan IBA terhadap Khelif dan Yu Ting tidak punya dasar jelas dan dapat diverifikasi secara independen.
Sementara itu, selepas Olimpiade 2024 rampung, ternyata perdebatan gender kedua petinju masih berlanjut.
IBA mengungkapkan bahwa mereka tidak akan mengakhiri polemik tersebut.
"Kami tidak pernah bermaksud untuk melakukan semua ini. Kami telah menerima surat dari China Taipei dan Aljazair yang memberi tahu kami bahwa kami tidak dapat mengungkapkan informasi apa pun tentang petinju."
"Anda dapat melihat apa artinya, sekali lagi, baca yang tersirat," kata Sekretaris Jenderal IBA, Chris Roberts.
Terlepas dari itu, IBA sudah dicoret IOC sebagai badan pengatur tinju amatir sejak 2019 terkait kegagalan dalam tata kelola dan keuangan.
Alhasil, sejak saat itu, IOC memberlakukan aturan sendiri untuk pertandingan tinju Olimpiade.