JAKARTA – Perangkat media sosial dari induk sepak bola internasional FIFA yang dirancang untuk melindungi pemain dari pelecehan online atau daring kini akan tersedia untuk semua 211 asosiasi anggota dan timnya.
FIFA resmi mengonfirmasi ihwal alat tersebut bertepatan dengan Hari Internasional untuk Melawan Ujaran Kebencian, pasa Selasa, 18 Juni.
Layanan Perlindungan Media Sosial (SMPS) tersebut dikembangkan oleh FIFA dan serikat pemain FIFPRO. Perangkat ini pertama kali ditawarkan kepada semua tim di Piala Dunia Wanita 2023 guna membantu memoderasi ujaran kebencian di media sosial dan menyembunyikan konten berbahaya.
FIFA mengatakan bahwa sejumlah tim yang berkompetisi di Euro 2024 yang pada saat tengah berlangsung dan Copa America yang dimulai pada Jumat, 21 Juni, sudah bergabung dengan SMPS.
"Kami telah mengatahui betapa efektifnya layanan ini di turnamen FIFA dan masuk akal jika kami menyediakannya untuk seluruh 211 asosiasi anggota FIFA di mana pun dan kapan pun mereka bermain," kata FIFA, dilansir Reuters.
Alat tersebut pertama kali diluncurkan pada Piala Dunia 2022 di Qatar. Sejak itu, layanan ini berhasil menyembunyikan 2,6 juta komentar kasar dari pandangan publik.
BACA JUGA:
Hampir 31 ribu konten kasar juga dilaporkan ke raksasa media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, dan YouTube. Pelaporan tersebut membuat akun-akun yang berkomentar kasar ke pemain pun kemudian ditangguhkan.
"Kita perlu melindungi semua pemain, pelatih, ofisial, dan tim dari pelecehan serta pengikut mereka," lanjut FIFA.
Satu dari lima pemain menjadi sasaran pelecehan online selama Piala Dunia Wanita 2023.
SMPS nanti rencananya akan digunakan pada acara-acara mendatang seperti Olimpiade di Paris, Piala Dunia Wanita U-20 di Kolombia, Piala Dunia Futsal di Uzbekistan, dan Piala Dunia Wanita U-17 di Republik Dominika.