JAKARTA - Manchester City menang tipis 1-0 atas Chelsea di laga semifinal Piala FA di Stadion Wembley, Sabtu, 20 April 2024 malam WIB. Meski demikin, manajer Pep Guardiola malah marah-marah usai meloloskan Man City untuk menghadapi Manchester United atau Coventry City.
Guardiola mengecam jadwal padat yang harus dilakoni Man City. Meski sebelumnya dia menerima jadwal pertandingan yang berdekatan sebagai konsekuensi Man City yang masih bertahan di tiga kompetisi berbeda.
Namun setelah Man City gagal memenuhi ambisi meraih treble setelah tersingkir di Liga Champions, Guardiola pun mengeuarkan unek-unek.
Dirinya mengecam keras jadwal Piala FA yang membuat tim tidak bisa melakukan recovery secara maksimal
Man City harus bermain selama 120 menit sebelum mengakhiri laga perempat final Liga Champions dengan adu penalti, Rabu waktu setempat atau Kamis, 18 April 2024 dini hari WIB. Hanya berselang tiga hari, The Cityzens sudah harus bertanding lagi melawan Chelsea.
Akibatnya, para pemain Man City mengalami kelelahan. Gelandang Rodri pernah meminta agar tidak dimainkan di sebuah pertandingan karena ingini istirahat kepada Guardiola.
Selanjutnya, striker Erling Haaland yang tidak bisa tampil di laga melawan Chelsea karena cedera otot.
Menurut Guardiola cedera Haaland tidak terlepas dari kelelahan karena melakoni pertandingan dengan jadwal padat. Bahkan saat melawan Madrid Haaland sudah ditarik sehingga tidak bermain penuh.
"Ini tidak bisa diterima dan tidak normal karena kami bermain sekarang ini. Jelas ini tak mungkin bagi kesehatan pemain," kata Guardiola.
"Ini sulit diterima. Kami bermain selama 120 menit melawan Madrid. Jujur saja bagaimana kami kalah memang membuat emosi. Saya tahu Piala FA sangat istimewa di negeri ini. Persoalannya, ini menyangkut kesehatan pemain. Saya tak mengerti bagaimana pemain saya bisa bertahan," ujarnya.
Guardiola mempertanyakan jadwal pertandingan Man City yang lebih dulu digelar ketimbang pertandingan semifinal lainnya yang mempertemukan Manchester United melawan Coventry.
Kedua tim sama-sama tidak melakoni pertandingan tengah pekan atau midweek. Namun mereka malah bermain belakangan. Sementara, Man City yang melakoni pertandingan di pertengahan pekan harus bermain lebih awal.
"Menurut saya pemain menjalani salah satu pertandingan terbesar yang pernah saya saksikan setelah bermain pada Rabu [waktu setempat]," kata Guardiola lagi.
"Saya hanya ingin melindungi pemain. Itu hal yang wajar. Saya tak meminta untuk diistimewakan," ujarnya.
Di pertandingan semifinal, Man City harus bekerja keras sebelum mengatasi perlawanan Chelsea. Bahkan Chelsea sempat menguasai permainan pada menit-menit awal pertandingan.
Pemain depan Nicolas Jackson sudah mengancam gawang Man City di menit delapan. Namun sepakannya masih bisa diselamatkan kiper Stefan Ortega.
Sebaliknya, Man City yang kehilangan Haaland mengalami penurunan. Tidak ada penyerang yang klinikal sehingga serangan mereka selalu kandas di barisan pertahanan The Blues. Skor masih 0-0 saat turun minum.
Di babak kedua, Man City masih belum menunjukkan kebangkitan. Sebaliknya, Chelsea sudah kembali mengancam gawang sang juara bertahan.
Jackson kembali mendapat dua peluang yang belum bisa dikonversi menjadi gol. Begitu pula eks pemain Man City Cole Palmer dan Noni Madueke gagal menyelesaikan peluang bagus
Saat Man City mendapat tekanan, mereka justru berhasil memanfaatkan peluang untuk mencetak gol.
Gelandang Bernardo Silva sukses membobol gawang Chelsea di menit 84. Gol tercipta saat gelandang Kevin De Bruyne membuka ruang bagi rekannya.
Situasi itu kemudian dimanfaatkan Silva untuk menaklukkan kiper Djordje Petrovic. Sepakannya sempat mengenai pemain lain dan sedikit berubah arah. Skor 1-0 untuk Man City.
BACA JUGA:
Tertinggal gol, Chelsea masih berusaha bermain menyerang. Tim asuhan Mauricio Pochettino sempat mendapat peluang melalui Mykhailo Mudryk. Hanya saja, sepakannya melambung.
Skor tak berubah dan Man City mampu mempertahankannya sampai akhir laga. Di final, Man City bertemu rival satu kota, MU atau Coventry.