Richarlison Alami Depresi Berat Tak Bisa Lupakan Tersingkirnya Brasil di Piala Dunia 2022
Pemain depan Brasil Richarlison. (X/@CBF_Futebol)

Bagikan:

JAKARTA - Pemain depan Brasil Richarlison mengalami depresi berat. Gara-garanya tim Brasil tersingkir di perempat final Piala Dunia 2022 setelah kalah lawan Kroasia.

Richarlison tak bisa melupakan kegagalan menyakitkan di Piala Dunia 2022. Bahkan, saking kecewa Brasil tersingkir, penyerang Tottenham Hotspur ini pernah berniat pensiun dari sepak bola.

Meski demikian, dirinya masih bertahan di Tottenham dan belum menyiratkan bakal gantung sepatu. Richarlison juga tetap mendapat panggilan timnas.

Pelatih anyar Dorival Junior tetap memanggil pemain berusia 26 ini saat Selecao menjalani uji coba di Eropa melawan Inggris dan Spanyol.

Hanya dirinya tak dimainkan di dua laga uji coba itu. Richarlison pun tampaknya bakal kehilangan tempat di tim utama Brasil setelah kemunculan bintang muda Endrick.

Richarlison mengakui dirinya butuh psikolog untuk memulihkan kondisi mental. Ini terutama setelah dirinya kedapatan berurai air mata saat ditarik keluar di pertandingan melawan Bolivia di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Pemain yang memiliki cap 48 ini kepergok menangis saat duduk di bench setelah ditarik keluar. Di laga itu sendiri, Brasil menang telak 5-1.

"Saya mencapai performa terbaik saat bermain di Piala Dunia. Saat itu, saya sudah mencapai limit," kata Richarlison. Namun dalam kondisi puncak, dirinya gagal membawa Brasil meraih prestasi tertinggi di Qatar. Hal itu membuat dia frustrasi.

"Saya sudah tidak tahu lagi. Saya tak ingin bicara soal bunuh diri. Tetapi saya mengalami depresi dan saya sudah ingin menyerah," ucap dia lagi.

"Bahkan saya mungkin terlihat tetap kuat secara mental. Namun setelah Piala Dunia, mental saya sudah jatuh," katanya

Musim ini, Richarlison masih bisa menunjukkan ketajamannya di Tottenham. Dirinya sudah mengemas 11 gol selama 26 penampilan bersama The Lilywhites.

Hanya saja, Richarlison mengaku merasa depresi. Bahkan dia tidak tahu apa yang ada di otaknya,

"Sebelum latihan, saya malah ingin pulang. Saya hanya ingin ke kamar karena say tidak tahu apa yang ada di otak saya. Bahkan saya katakan kepada ayah kalau saya sudah ingin menyerah," ujar eks penyerang Everton ini.

"Sedih untuk mengatakannya. Saya hanya tidak tahu bagaimana melewati semuanya setelah Piala Dunia. Saya hanya bisa datang kepada ayah. Bersama dia, saya mengejar mimpi saya. Tetapi saya akhirnya mengatakan kalau saya menyerah. Ini memang gila," ujarnya.

Richarlison menuturkan dirinya akan menjalani terapi. Menurut dia ini jadi jalan terbaik untuk mengatasi masalah mentalnya.