Bagikan:

JAKARTA - Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi mencetak rekor saat memenangi Supercoppa Italiana. Salah satunya Inzaghi sukses melampaui rekor dua pelatih legendaris Italia, Marcello Lippi dan Fabio Capello usai membawa Inter menang 1-0 atas Napoli di laga final di Stadion Al Awal Park, Riyadh, Arab Saudi, Selasa, 23 Januari 2024 dini hari WIB.

Prestasi Inzaghi sesungguhnya masih kalah dengan Lippi dan Cappelo maupun Carlo Ancelotti. Mereka merupakan deretan pelatih yang sudah memenangi trofi besar seperti Liga Champions. Bahkan trofi Lippi lebih komplet karena membawa Italia memenangi Piala Dunia 2006.

Namun, Inzaghi mulai mengukuhkan sebagai pelatih yang kian diperhitungkan. Dirinya mewakili pelatih generasi berikutnya yang kian moncer.

Keberhasilan Inzaghi membawa Inter mempertahankan trofi Supercoppa Italiana menjadikan dirinya sebagai satu-satunya pelatih yang lima kali menjadi juara.

Inzaghi pun melewati rekor dua pelatih senior, Lippi dan Cappelo, yang tercatat empat kali memenangi Supercoppa.

Adik Filippo Inzaghi juga tercatat menjadi pelatih yang paling banyak membawa tim ke final dibandingkan pelatih lain.

Ini mengantarkan pelatih berusia 47 ini layak disebut sebagai Mr. Supercoppa. Terutama setelah membawa I Nerazzurri menjadi juara untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.

Inter mengalahkan Juventus pada edisi 2021 dan kemudian menaklukkan AC Milan dalam Derby della Madonnina pada 2022.

Saat itu, Supercoppa Italiana masih memakai format satu laga yang mempertemukan juara Liga Italia dan Coppa Italia. Saat memakai format final four untuk kali pertama, Inter yang kemudian memenanginya.

"Saya tentu puas dengan pencapaian ini. Lebih dari itu, semua pemain layak mendapat apresiasi atas pencapain selam tiga tahun ini. Begitu pula klub yang menjadikan kebutuhan kami selalu terpenuhi," ujar Inzaghi.

"Saya mendedikasikan ini untuk fans yang telah melakukan perjalanan jauh untuk datang ke sini. Kami ingin menikmati momen ini bersama fans. Tujuan dari semua pemain, termasuk yang ada di bench adalah berbagi momen indah ini bersama fans," ucap eks pelatih Lazio ini.

Inzaghi juga mencetak rekor sebagai pelatih Inter yang paling banyak mencapai final dalam sejarah klub.

Dirinya membawa Beneamata lima kali tampil di laga puncak dengan mengungguli Helenio Herrera dan Roberto Mancini yang masing-masing membawa tim ke final sebanyak empat kali.

Menurut Inzaghi tidak ada resep rahasia yang menjadikan Inter bisa menuai prestasi dan meraih banyak trofi.

"Sesungguhnya tidak ada yang dirahasiakan. Anda hanya butuh tim yang bagus. Itu yang saya miliki di Inter maupun di Lazio," kata Inzaghi.

"Dalam hal-hal tertentu, saya tetap optimistis. Pasalnya Anda punya waktu persiapan selama satu minggu. Kali ini kami tak mendapatkannya," ujarnya.

"Saya juga perlu memberi pujian kepada pemain yang menjadi pemain pengganti. Mereka bermain efektif untuk mencetak gol. Ini kian menguatkan bila kami memang butuh semua pemain memberikan kontribusi musim ini," kata dia lagi.

Di laga final, Inter harus bekerja keras sebelum mengatasi Napoli. Satu-satunya gol kemenangan Inter dihasilkan kapten Lautaro Martinez pada injury time atau menit 90+1.

Di laga tersebut, Napoli harus bermain dengan 10 orang setelah dikartumerahnya Giovanni Simeone di menit 60.

Dirinya mendapat kartu kuning kedua yang disusul kartu merah karena pelanggaran terhadap Francesco Acerbi.

Meski kehilangan seorang pemain, I Partenopei masih memberi perlawanan sampai menit terakhir sebelum akhirnya kebobolan oleh Martinez.