Bagikan:

JAKARTA - Jurgen Klopp menawarkan kesempatan kepada Sven-Goran Eriksson untuk mewujudkan mimpinya menjadi manajer Liverpool selama sehari.

Mantan manajemen timnas Inggris, Eriksson, yang berusia 75 tahun, baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia didiagnosis menderita kanker terminal dan memperkirakan bahwa dia tidak akan hidup lebih dari satu tahun lagi. Merenungkan beberapa penyesalannya terbesar dari karir manajemennya, Swedia itu mengakui kekecewaannya karena tidak pernah mendapat kesempatan melatih Liverpool, tim yang didukungnya.

Liverpool telah menghubungi Eriksson untuk membahas peran dalam pertandingan amal Legends pada bulan Maret, dan Klopp sekarang melangkah lebih jauh dengan mengundang Eriksson untuk mengunjungi markas latihan dan menghabiskan sehari sebagai manajer Liverpool.

"Saya tahu tentang dia tanpa mengenalnya, kita tidak pernah bertemu," kata Klopp. "Tentu saja sangat menyentuh saat mendengar berita itu.

"Saya baru pertama kali mendengar tentang kekagumannya atau cintanya pada Liverpool dan bahwa dia adalah penggemar sepanjang hidupnya. Jadi, saya sekarang mendengar tentang Legends [game] dan hal-hal seperti itu. Saya tidak bertanggung jawab atas itu, jadi saya tidak bisa mengatakan apa-apa tentang itu," ucapnya.

"Waktu yang bisa saya katakan adalah dia sangat diterima untuk datang ke sini dan dia bisa duduk di kursi saya di kantor saya dan melakukan pekerjaan saya selama sehari jika dia mau. Itu tidak masalah. Menjadi di pinggir lapangan mungkin akan sedikit lebih sulit," tambahnya.

"Untuk membawanya ke sini dan menunjukkan padanya segalanya dan bagaimana klub ini berkembang selama bertahun-tahun, saya pikir itu pasti sesuatu yang akan kita beri tahu padanya. Dia bisa datang dan menghabiskan beberapa jam indah di sini, saya yakin," ungkap Klopp.

Menanggapi tawaran untuk melatih pertandingan Legends, Eriksson mengakui bahwa dia akan menerimanya dengan senang hati.

"Saya akan menerima, tentu saja," katanya kepada Good Morning Britain. "Melatih Liverpool, itu akan menjadi impian saya. Itu selalu menjadi impian saya, tetapi saya tidak mengeluh. Saya memiliki banyak tim sepak bola yang bagus, tim nasional, dan klub, jadi saya bahagia."