Bagikan:

JAKARTA – Keputusan badan tinju WBC memasukkan Francis Ngannou ke peringkat 10 besar menuai kontroversi. Sang petarung dinilai tidak layak mendapat status tersebut.

Ngannou mendapat peringkat di WBC setelah menjalani debut tinju melawan juara kelas berat, Tyson Fury. Walaupun penampilannya mendapat pujian dari banyak pihak, tetap saja itu tidak menutup fakta ia kalah dalam duel tersebut.

Mantan juara dunia tinju dua kelas, Paulie Malignaggi, termasuk salah satu yang ikut memuji penampilan Ngannou melawan Fury. Namun, ia menganggap peringkat yang didapat Ngannou sama sekali tidak beralasan.

"Penampilan yang bagus dari Ngannou. Namun, (peringkat itu) tidak pantas. Anda tidak dapat menjalani satu laga dan kalah serta mendapatkan peringkat di dalam 10 besar," ujar dia dikutip Mirror.

Masuk dalam peringkat 10 besar membuat Ngannou sekarang secara teknis sudah bisa diperbolehkan untuk bertarung demi gelar juara dunia.

Paulie mengatakan bahwa keputusan WBC memasukkan Ngannou ke dalam peringkat ke-10 dan bersanding dengan nama-nama besar merupakan langkah sangat politis. Ia menyebut Ngannou butuh kemenangan untuk berada di sana.

"Ini adalah langkah politis agar membuat orang berbicara sehingga WBC menjadi berita utama. Anda harus menang untuk masuk ke dalam peringkat tersebut," katanya.

Ngannou diperkirakan akan kembali bertinju tahun depan, tetapi ia tidak akan menghadapi Fury dalam waktu dekat.

Pasalnya, Fury akan melawan Oleksandr Usyk untuk memperebutkan gelar juara dunia tak terbantahkan pada Februari 2024.

Bentrok antara Fury dan Usyk juga memiliki klausul duel ulang. Itu berarti Ngannou kemungkinan akan mengejar lawan lain, seperti Anthony Joshua atau Deontay Wilder, untuk pertarungan tinju berikutnya.