Bagikan:

JAKARTA - Manchester City menelan kekalahan 1-0 lawan Aston Villa di laga Premier League Inggris di Stadion Villa Park, Kamis, 7 Desember dini hari WIB. Manajer Man City Pep Guardiola pun terpaksa memupus sesumbarnya.

Guardiola seolah tidak terima saat Man City mendapat tekanan. Namun tidak dipungkiri bila hasil imbang pada tiga laga berturut-turut menunjukkan Man City tengah mengalami penurunan.

Tak hanya itu, perilaku pemain yang memprovokasi wasit di laga melawan Tottenham Hotspur di Etihad pun menjadi sorotan.

Striker Erling Haaland dkk seperti lepas kontrol dan penuh emosi saat memprovokasi wasit yang meniup peluit akhir saat gelandang Jack Grealish membawa bola menuju pertahanan Tottenham.

Haaland pun meneruskan makiannya terhadap wasit di media sosial yang berujung ancaman sanksi dari FA. Di laga dengan tensi tinggi itu, Man City hanya mampu bermain imbang 3-3. Bagi mereka hasil imbang di kandang jelas sebuah kekalahan.

Guardiola menolak bila Man City tengah menurun. Dengan penuh emosi dia kemudian menyatakan bila Man City bakal memenangi trofi liga untuk keempat kalinya.

Dirinya juga menyerang balik pundit sepak bola dengan mempertanyakan pencapaian Gary Neville dan Jamie Carragher saat masih menjadi pemain. Meski mengakui Neville pernah mencetak hattrick juara bersama Manchester United, namun dia dengan jemawa yakin bakal melewati rekor itu.

Persoalannya, hanya manajer dari luar Inggris yang kerap memerah telinga setiap kali mendapat kritikan dari pundit.

Manajer asal Portugal Jose Mourinho pun pernah balik mengecam keras dan mengejek Neville saat memberi komentar tentang Chelsea, tim asuhannya. Namun bagi manajer lokal, kritikan dari pundit dianggap hal yang biasa.

Atas kritikan yang ditujukan tim dan pemain, Guardiola pun sesumbar Man City bakal juara lagi. Namun apa yang diucapkan eks pelatih Barcelona dianggap hanya untuk memulihkan kepercayaan diri pemain.

Pasalnya, Man City tidak bisa menurunkan skuat terbaik saat menghadapi Villa yang on fire dan selalu menang di laga kandang.

Sementara, The Cityzens kehilangan Rodri, Jack Grealish, Jeremy Doku dan Kevin De Bruyne yang harus beristirahat lama karena menjalani operasi untuk memulihkan cedera hamstring. Tanpa mereka, klub kaya itu seolah tak lebih dari tim medioker.

Catatan lain, Man City setiap kali kehilangan Rodri selalu menelan kekalahan. Gelandang timnas Spanyol ini sudah empat kali absen. Dan. semua pertandingan Man City tanpa Rodri berakhir dengan kekalahan.

Termasuk saat tampil di Villa Park, Man City seperti berubah menjadi tim medioker dan akhirnya tumbang.

Hasil tersebut menjadikan Man City harus turun peringkat. Kini, tim biru langit menduduki posisi empat dengan poin 30.

Man City digeser Liverpool dan Villa yang kini naik ke peringkat empat setelah mengantungi poin 32. Tak hanya itu, mereka mulai dibayang-bayangi Tottenham dan Manchester United yang sukses mengalahkan Chelsea.

Sementara, Villa mencatat rekor ciamik. Tim asuhan Unai Emery menorehkan rekor 14 kemenangan secara berturut-turut di laga home. Ini menyamai rekor saat The Villans memenangi liga Inggris di abad 19!

Bagi Emery, ini menjadi kemenangan pertamanya dari 14 pertemuan dengan Guardiola. Dan, eks pelatih Sevilla ini pantas memenangkan pertarungan dengan rivalnya.

Di laga itu, Man City memang tak bisa menunjukkan permainan terbaik. Klub tajir itu hanya menjadi bulan-bulanan Villa meski hanya mencetak satu gol.

Bahkan Villa melepaskan tendangan ke gawang sebanyak 22 kali. Bandingkan dengan peraih treble musim lalu yang hanya tiga kali melepaskan tendangan ke gawang.

Meski demikian, tuan rumah harus bekerja keras sebelum membobol gawang Ederson di babak kedua. Gol tuan rumah dihasilkan Leon Bailey di menit 74.

Berawal dari upaya Bailey yang membawa bola dan melepaskan tendangan ke gawang. Hanya, bola memang mengenai kaki bek Man City Ruben Dias dan kemudian sedikit berbelok arah sehingga meluncur ke gawang.

Skor berubah menjadi 1-0 untuk Villa. Dan ini menjadi satu-satunya gol yag tercipta sampai akhir pertandingan.