Cerita Fabio Quartararo, Terang-terangan Ungkap Perasaan Takut Saat Gantikan Valentino Rossi
Pebalap Monster Energy, Fabio Quartararo (INSTAGRAM)

Bagikan:

JAKARTA - Pebalap Monster Energy, Fabio Quartararo terang-terangan mengungkap perasaan ketika ia tahu bakal menggantikan Valentino Rossi di tim pabrikan 2021 lalu. Ia khawatir tak diterima para fans di Italia saat balapan karena bukan Rossi lagi yang tampil.

Dalam dua musim pertamanya di MotoGP, pebalap berjuluk El Diablo itu tampil luar biasa bersama tim satelit Yamaha Petronas SRT. Karena performanya itu tim pabrikan Iwata tak ragu untuk memberikan tempat pada Quartararo pada musim 2021 lalu untuk menggantikan Rossi, yang memang tak muda lagi.

Tak menyiakan kesempatan berharga, Quartararo langsung membuktikan diri dalam musim debutnya di tim pabrikan Yamaha dengan meraih dua kemenangan beruntun di GP of Doha dan GP Portugal 2021. Saat itu ia berhasil finis kelima dalam balapan pembuka di GP Qatar 2021.

Pada akhirnya, dia sukses meraih lima kemenangan dan 10 podium sepanjang musim itu serta mengoleksi 278 poin. Performa konsisten itu pun membuat bintang asal Prancis tersebut keluar sebagai juara MotoGP 2021.

Quartararo memenangkan pertarungan dengan Francesco Bagnaia dari Ducati Lenovo hingga akhir musim di mana dia mengakhirinya dengan keunggulan 26 poin.

Sebelum semua pencapaian itu, Fabio Quartararo rupanya sempat merasa takut dan cemas ketika ditunjuk Yamaha untuk menggantikan Rossi. Apalagi sang legenda saat itu masih berkompetisi di tim satelit dengan Petronas SRT.

Alhasil, dia takut mendapat protes dan kritik dari para fans MotoGP Italia karena bukan sang juara MotoGP tujuh kali lagi yang mengendarai motor tim pabrikan asal Jepang itu.

“Itu sulit dan saya masih merinding mengingat momen itu. Mereka memberitahu pada tanggal 24 Desember. Awalnya saya takut, karena Valentino Rossi tidak pensiun, melainkan masih di tim Petronas,” kata Quartararo dilansir dari Motosan pada Senin 6 November.

“Saya takut kepada para fans Italia saat tampil di kesempatan Grand Prix Misano atau Mugello, saya takut mereka akan mengkritik saya ketika mereka melihat saya mengendarai motor resmi, bukan mereka,”

“Namun pada akhirnya, semuanya berhasil karena saya memenangkan gelar dan menjadi juara,” tambah Quartararo mengenang kisahnya.

Soal ketakutan yang timbul, Quartararo sendiri tak mengerti mengapa itu terjadi. Namun menurutnya perasaan tersebut muncul karena ia sadar dirinya tak sehebat Rossi yang namanya sudah melegenda di MotoGP dengan Yamaha, di mana dia meraih empat titel juara kelas utama.

“Sejujurnya, saya tidak tahu. Mungkin satu-satunya kekhawatiran saya adalah tidak melakukan sesuatu dengan baik, tetapi tidak dalam hubungannya dengan orang lain, tetapi dengan diri saya sendiri,” jelas pembalap berusia 24 tahun itu.

“Di paruh pertama musim, saya sempat ragu dengan diri saya sendiri, tapi saya terus bekerja dan pada akhirnya kami berhasil mendapatkan kepuasan,” pungkas Fabio Quartararo.