Bagikan:

JAKARTA - Peringatan bagi AC Milan. Kekalahan berturut-turut saat melawan Juventus dan Paris Saint-Germain menjadi warning bagi Milan. Eks duo pelatih Milan, Fabio Capello dan Arrigo Sacchi sepakat pelatih Stefano Pioli harus melakukan pembenahan. Apalagi, Milan melakoni laga krusial melawan Napoli di kompetisi Serie A Italia di Stadion Diego Armando Maradona, Senin, 30 Oktober dini hari WIB.

Milan menelan kekalahan 1-0 dari Juve saat bermain di kandang sendiri. Kekalahan ini menjadi pukulan bagi Milan karena mereka gagal mengudeta Inter Milan yang bertengger di puncak.

Hasil buruk itu menjadikan Rossoneri tertahan di peringkat dua dengan poin 21. Terpaut satu poin dari Inter. Sementara, Juve yang menduduki posisi tiga dengan poin 20 mulai membayangi mereka.

Milan gagal memutus tren buruk itu karena mereka kemudian kembali mengalami kekalahan di Liga Champions. Kekalahan yang jelas lebih parah karena Rossoneri dihabisi PSG 3-0 lewat gol Kylian Mbappe, Randal Kolo Muani dan Lee Kang-in di Paris. Ini menjadi kekalahan pertama dan Milan belum sekalipun meraih kemenangan di kompetisi Eropa.

Pencapaian buruk ini menjadi sinyal bila Pioli harus segera melakukan pembenahan. Menurut Capello, kekalahan Milan tidak terlepas dari rapor merah sektor depan yang sangat bergantung kepada striker veteran Olivier Giroud.

Dari empat laga terakhir di berbagai kompetisi, Milan hanya mencetak satu gol. Ironisnya, satu-satunya gol Milan justru dihasilkan Christian Pulisic yang masuk sebagai pemain pengganti di laga melawan Genoa.

Dalam analisis Capello, Milan terlalu mengandalkan Giroud. Selain itu serangan mereka juga bergantung pada sektor kiri dengan adanya bek kiri Theo Hernandez dan Rafael Leao.

"Ini yang menjadi problem [Milan]. Mereka berharap kepada Giroud dan sepertinya tidak punya alternatif lain. Milan juga terlalu bergantung pada sektor kiri. Mereka mengandalkan pemain sayap kiri dari permainan Hernandez dan Rafael," ucap Capello.

Ketergantungan terhadap Giroud menjadi kelemahan Milan seperti saat melakoni laga tandang melawan PSG. Menurut dia pemain Milan tak pernah bisa memasuki area penalti lawan.

"Di Paris, Milan tak pernah masuk area penalti. Satu-satunya peluang diperoleh Pulisic saat berhadapan dengan kiper. Tetapi dia mengambil keputusan salah. Ketimbang mencetak gol mudah, dia malah memberikan bola kepada Giroud," ujar Capello yang dua kali di tahun yang berbeda menangani Milan.

Capello mengawali karier pelatih dengan menangan AC Milan Primavera atau tim yunior Milan. Dia sempat menjadi pelatih caretaker sebelum melatih tim senior menggantikan Sacchi mulai 1991 sampai 1996.

Capello memenangi berbagai trofi, Serie A Italia empat kali, Supercoppa Italiana sekali, Liga Champions sekali dan UEFA Super Cup juga satu kali.

Mantan manajer timnas Inggris ini meninggalkan Milan pada 1996 untuk melatih Real Madrid. Tahun berikutnya atau 1997, dia kembali ke Milan. Hanya, Capello menangani eks klubnya selama satu musim saja.

Sementara, Sacchi lebih menyoroti sektor pertahanan Milan yang lemah. Saat kehilangan pemain seperti dikartu merahnya Malick Thiaw saat melawan Juve. Menurut dia barisan belakang malah tidak siap saat kehilangan pemain.

"Mereka seperti bermain sendiri-sendiri. Tidak ada kerjasama dan saling mendukung. Saat Thiaw dikartu merah di laga lawan Juve, tidak ada pemain yang menutup celah yang ditinggalkan Thiaw. Saat Anda tidak bermain dengan sistem zona, berarti Anda bermain satu lawan satu," ucap Sacchi.

Sacchi menyarankan perlunya Pioli atau pemain meminta masukan kepada legenda Milan Franco Baresi bagaimana mengatur sektor belakang.

"Mumpung Franco Baresi masih di klub [sebagai Wakil Presiden Kehormatan Milan], sebaiknya mereka perlu bertanya kepada dia. Bagaimana mengatasi situasi seperti itu. Karena tidak ada koordinasi di antara pemain belakang. Tidak ada yang melakukan double marking. Dan yang paling utama, tidak ada saling respek," kata Sacchi yang andal membangun sektor pertahanan tim selama menangani Milan.

"Pioli harus bekerja keras membenahi tim dan itu harus dimulai dari sektor pertahanan. Yang paling utama adalah pemain belakang. Bagaimana mereka menempati posisi secara benar," ucap Sacchi yang juga menangani selama dua periode (1987-1991 dan 1996-1997).

Sacchi juga memenangi banyak trofi dan menjadi penguasa Eropa. Dia sekali membawa Milan meraih Scudetto. Di bawah dia, Milan dua kali memenangi Liga Champions dua kali, UEFA Super Cup dua kali dan Piala Dunia Antar Klub juga dua kali.

Capello dan Sacchi merasa perlu memberi masukan sekaligus peringatan kepada Milan dan Pioli karena tim menghadapi laga krusial. Napoli jelas bukan lawan enteng bagi Milan. Mereka juga menunjukkan tren bagus.

Bila kalah dari Napoli, Milan bakal kian terpuruk. Ini yang harus diwaspadai karena Milan berharap bisa menjaga persaingan dengan Inter.